“Pengguna tinggal menghidupkan lemari dengan cara memencet tombol sesuai preferensi, kemudian tinggal menunggu proses pembersihan selesai dan mati dengan sendirinya,” tambahnya.
Kombinasi tersebut, menurut Okta, membuat lemari disinfektan ini secara psikologis memberi kesan hangat saat dipandang dan membuat nakes menjadi lebih rileks dalam bekerja.
Bahkan, ketika desain lemari tersebut ditunjukkan kali pertama kepada para nakes di Puskesmas Jetis tersebut yang seperti memberikan surprise karena desainnya tidak seperti yang dibayangkan.
“Mereka bilang bagus, tidak kelihatan seperti alat kesehatan biasanya, bahkan ditempatkan di ruangan dekat ruang pelayanan,” ungkap Okta.
Okta menerangkan, pada saat kali pertama dikirimkan ke Puskesmas Jetis, timnya sempat melakukan briefing dan pelatihan singkat secara verbal mengenai panduan penggunaan lemari disinfektan tersebut kepada nakes Puskesmas Jetis.
Karena penggunaannya yang mudah dan simpel, Okta menuturkan bahwa nakes tidak menemui kesulitan ketika lemari tersebut difungsikan dan diuji coba oleh nakes untuk kali pertama.
Di akhir, Rio dan tim akan mempertimbangkan feedback yang diberikan oleh nakes terhadap lemari disifektan ini selama masa operasionalnya di Puskesmas Jetis.
Dari sana, ia ingin model lemari disinfektan selanjutnya dapat dibuat lebih ringkas, lebih simpel, dan dapat dibongkar pasang untuk memudahkan mobilitas pemindahannya agar produknya bisa dinikmati semua kalangan masyarakat.
(Fahmi Firdaus )