JAKARTA-Interior Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) berhasil merancang bangun produk lemari disinfektan Alat Perlindungan Diri (APD) berbasis sinar Ultraviolet C (UV-C) untuk puskesmas.
(Baca juga: Keren! ITS Ciptakan Mesin Pemipil Jagung Otomatis untuk Petani)
Tim perancang terdiri dari gabungan antara 5 dosen dan 3 mahasiswa yang kesemuanya berasal dari Departemen Desain Interior ITS. Kelima dosen tersebut adalah Caesario Ari Budianto, Dr Mahendra Wardhana, Anggra Ayu Rucitra dan Okta Putra Setio Ardianto.
Selanjutnya, mahasiswa Departemen Desain Interior yang berperan adalah Zahra Ayudhia Pawestri, Ailsashofa Alfadhila, dan Nabila Izzati Jannah.
(Baca juga: Kisah 2 Wisudawan Asing ITS Lulus Berpredikat Cumlaude)
Ketua Tim Caesario Ari Budianto mengatakan, keberadaan perlengkapan APD bagi tenaga kesehatan (nakes) merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha mencegah dan mengendalikan infeksi Covid-19.
Namun, ketersediaan APD di puskesmas dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan APD. Ditambah dengan tidak adanya fasilitas pembersihan APD yang memungkinkannya untuk digunakan kembali.
Dari permasalahan tersebut, muncul ide untuk membuat alat disinfektan APD untuk memanfaatkan APD yang sebenarnya dapat digunakan lebih dari sekali.
Pria yang akrab disapa Rio ini mengatakan, pemborosan APD dapat dicegah sehingga pemanfaatannya dapat lebih efisien. “Kemudian dari hasil kajian yang dilakukan kami memilih Puskesmas Jetis di Kabupaten Ponorogo berhak menggunakan lemari disinfektan ini,” katanya melansir laman resmi ITS, Minggu (31/10/2021).
Sedangkan teknologi UV-C dipilih, menurut Rio, karena sinar UV-C secara alamiah dapat mengurai beberapa macam bakteri dan virus. UV-C sendiri sudah dikenal sebagai perantara disinfektan untuk proses sterilisasi alat. Namun, pada prosesnya UV-C tidak bisa langsung dipaparkan ke manusia, hanya terbatas pada benda.
Selain itu, lanjutnya, sifat alami UV-C yang mengubah udara yang disinarinya menjadi Ozon (O3) ini bersifat berbahaya jika terhirup. Namun setelah dinonaktifkan, udara yang kaya akan Ozon tersebut akan terpecah kembali menjadi atom hidrogen dalam waktu yang cepat. “Dari pertimbangan itu, bisa kami simpulkan bahwa penggunaan UV-C cukup aman serta mudah untuk dikendalikan,” paparnya.
Salah satu anggota tim, Okta Putra Setio Ardianto mengungkapkan, lemari disinfektan ini unik karena dalam pembuatannya juga memperhatikan estetika dan kemudahan penggunaan.
Lemari ini dirancang dengan material kayu di bagian eksterior agar desainnya tidak kaku seperti produk fabrikasi pada umumnya. “Produk ini dibuat agar nampak seperti sebuah furnitur yang menjadi satu dengan ruangan,” terangnya.
Dari sisi kemudahan penggunaan, lemari ini dilengkapi dengan interface tombol yang sederhana serta sudah diatur sesuai dengan kebutuhan. Total, terdapat tiga tombol yang masing-masing digunakan untuk menghidupkan lemari dalam waktu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.