JAKARTA - Lembaga Keuangan World Bank melakukan riset terkait pembelajaran negara Indonesia untuk bantu perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, dalam tajuk "How Indonesia's Education System Can Overcome from The COVID-19 Pandemic And Raise Learning Outcome for All", Jumat (17/09/21).
(Baca juga: Saat Jokowi Hadiahi Jaket Bomber Kesayangannya ke Warga Penerima Vaksin)
Salah satu riset yang dilakukan adalah learning loss yang didapatkan oleh pelajar Indonesia pasca pandemi.
"Learning Adjusting Years of Schooling (LAYS) menunjukan bahwa sebelum pandemi, Indonesia hanya mendapat 7,8 tahun pembelajaran. Ini akan berkurang dengan efektivitas pembelajaran jarak jauh dari berbagai macam skenario," ujar Ryhtia Afkar sebagai World Bank Education Economist.
(Baca juga: Mahfud MD: Negara Harus Hadir di Perbatasan)
Rythia menambahkan, bahwa terdapat juga faktor yang menyebabkan learning loss di Indonesia, yaitu efektivitas dari pembelajaran jarak jauh dan lamanya sekolah ditutup.
"Jika efektivitas pembelajaran mencapai 40%, akan ada learning loss mencapai 6,9 tahun.Jika efektivitas pembelajaran berkurang menjadi 20%, learning loss akan mencapai 6,7 tahun. Dan jika efektivitas pembelajaran cuma mencapai 10%, learning loss yang didapat akan menjadi 6,6 tahun," lanjut Rythia.
Namun, risiko learning loss bisa berkurang jika pemerintah mulai kembali menjalankan sekolah tatap muka.
Follow Berita Okezone di Google News