Anggota Tim Peniliti Mesin Sampah MGU-300 Jepang, Mori menerangkan, mesin tersebut sangat aman digunakan. Untuk kapasitas panasnya pun berbeda.
"Bagian bawah itu 1.700-2.000 derajat. Atasnya kurang dari 100 derajat, sehingga tidak membahayakan. Asap yang keluar dari mesin ini sudah melalui uji coba. Sudah dalam standar aman bagi lingkungan," tuturnya.
Dia mengungkapkan, sampah yang masuk bisa hancur dalam hitungan jam. "Untuk sampah kering itu cepat hancurnya 2-3 jam. Sampah basah, seperti sisa makan dapur itu 5-6 jam. Pengoperasian mesin ini pun bisa 24 jam," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial berharap ketika mesin sudah sempurna, maka bisa dilaksanakan di setiap RW. "Kalau berhasil saya harap akan mulai pengelolaan sampah itu bisa disentraliassi, tiap RW," terangnya.
Menurut Oded, mesin ini memiliki keunggulan karena skalanya kecil. Sehingga bisa dikelola oleh hanya satu orang. "Pertama skalanya kecil. Dengan skala kecil ini bisa dilakukan di tingkat RW. Pengelolaan sampah itu harus disentralisasi," jelasnya.
Soal harga, Oded belum bisa memastikan karena masih dalam tahap pengembangan yang ditargetkan secepa bisa beroperasi. "Harganya belum, ini masih dikembangkan oleh UPI. Targetnya secepatnya," kata Oded.
Saat peninjauan Oded didampingi Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana dan Wakil Rektor Bidang Riset, International, Kerja sama dan Usaha, Adang Suherman.
(Susi Susanti)