JAKARTA - Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anindito Aditomo mengatakan Asesmen Nasional (AN) bukan hanya sekadar pemetaan.
“AN bukan sekadar pemetaan, dan bukan juga sekadar pengambilan data. Kami ingin tidak hanya berhenti pada kualitas pendidikan, karena kalau hanya berorientasi pada penelitian sudah banyak penelitian-penelitian sebelumnya,” ujar Anindito dalam telekonferensi yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Asesmen Nasional, Kemendikbudristek: Dorong Perbaikan Pembelajaran di Sekolah
Dia menambahkan, AN merupakan agenda penting dalam mendorong perubahan pola pikir dan praktik pembelajaran di ruang kelas dan sekolah. Melalui AN, sekolah maupun guru mendapatkan umpan balik tentang kondisi maupun kualitas pendidikan di sekolah.
“Tentunya dalam bentuk yang sebisa mungkin mudah dipahami, sehingga tahu apa yang perlu diperbaiki di tiap sekolah dan bagaimana memperbaikinya,” tambah dia.
Baca juga: Ganti UN dengan AN, Kemendikbud Klaim Sudah Sosialisasi
AN terdiri dari tiga komponen, yakni Asesmen Kompotensi Minimum (AKM) yang terdiri dari literasi dan numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.