Meskipun mendapatkan banyak tugas dari bimbingan belajar yang mereka ikuti, namun hal itu justru menjadi pengalaman berkesan bagi ketiganya. Nabila menuturkan, bahwa semangat mengajar dari guru-guru mereka-lah yang menjadi motivasi.
Lebih lanjut, Nabila menuturkan bahwa menjadi mahasiswa baru UNAIR merupakan impian mereka sejak lama. Bermula dari banyak anggota keluarga mereka yang berkuliah di UNAIR, ketiganya kemudian memahami bahwa kampus yang baik adalah Universitas Airlangga.
Selain itu, setelah mengetahui bahwa banyak prestasi yang telah diraih oleh UNAIR, maka mereka semakin mantap untuk memilih salah satu kampus terbaik di dunia tersebut.
“Alasan lainnya karena kami ingin berusaha untuk tidak menyulitkan kedua orang tua dengan cara masuk universitas negeri,” imbuh Nabila. Beruntung, kedua orang tua mereka juga menyetujui dan mendukung penuh keputusan itu.
Mulanya, hanya satu di antara mereka yang telah dinyatakan lolos seleksi UNAIR. “Jadi ketika mendaftar perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), hanya Nandina yang berhasil diterima di jurusan Teknologi Sains Data. Ingin merayakan diterimanya Nandina juga nggak terlalu senang karena baru satu yang lolos,” tutur Nabila.
Sebelum dinyatakan lolos di perguruan tinggi yang sama, Nabila juga mengaku bahwa dirinya sempat mengalami stress.
“Agak stress juga waktu itu, sebelum akhirnya saya dan Naila lolos melalui jalur SBMPTN,” tutur perempuan berhijab tersebut.