Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Pilu Mahasiswa Asal Jakarta yang Meninggal Terpapar Covid-19 di Sleman

Agregasi KR Jogja , Jurnalis-Kamis, 22 Juli 2021 |11:24 WIB
 Kisah Pilu Mahasiswa Asal Jakarta yang Meninggal Terpapar Covid-19 di Sleman
Foto: Illustrasi Shutterstock
A
A
A

Kiri Kanan Jenazah

"Pada akhirnya, Aji bisa makan roti sobek dan minum setelah ia meminta bantuan salah seorang ibu yang juga sedang menunggu pasien di bangsal. Ibu itu mau mengambil bekal dari tangan ojol," katanya.

Rara dan teman-temannya lega, namun mereka harus memikirkan bagaimana persediaan makanan dan minuman untuk Aji bisa terjamin. Lewat informasi dari dosennya, akhirnya ada relawan di rumah sakit yang siap membantu Aji.

Lalu pada Sabtu 10 Juli 2021, pesan singkat dari Ponsel Rara berbunyi. Aji mengabari kalau pagi itu banyak pasien Covid-19 yang meninggal. Apalagi malam harinya sekitar rumah sakit diguyur hujan, hingga tenda darurat Covid-19 di depan IGD pun digenangi air.

Rara pun mencoba menenangkan Aji. Aji akhirnya tenang. Hingga pada Sabtu malam, suasana kelam sepertinya terus menyelimuti rumah sakit. Aji dikabarkan ngedrop. Saturasi oksigennya turun hingga 60.

Oleh relawan yang dimintai tolong dosen Rara, Aji akhirnya dibawa ke ICU. Nafasnya tersengal-sengal, menahan sakit. Itu sekitar pukul 21.00 WIB. Sesampainya di ICU, Aji masih mengantre. Antrean di ICU saat itu mencapai 18 orang. Panik, bingung menghantui Rara dan teman-temannya.

"Malam hari, Aji sempat balas chat saya kalau saturasinya sudah 92. Kondisinya sementara baik tapi masih menunggu antrean, di depan ICU," kata Rara.

Yang membuat Rara speachless, Aji bilang kalau bed tempat terbaring berdekatan dengan sejumlah jenazah. Jenazah itu merupakan pasien Covid-19 yang menunggu pemulasaraan. Rara coba menyemangati Aji.

"Yang saya khawatirkan adalah mentalnya down karena ada jenazah di sampingnya," ujar Rara.

Hingga Minggu (11/7/2021) siang, Aji masih terbaring tak jauh dari jenazah yang sama seperti malam harinya. Aji masih menunggu antrean ICU, saturasinya masih naik turun. Jelang sore, sekitar pukul 15.00 WIB kondisi Aji mulai kritis. Aji sempat dilaporkan henti napas, namun setelah ditangani oleh nakes, napasnya kembali.

"Saya kembali berkirim pesan padanya. “Kuat yok bisa yooook!!” meskipun chat saya nggak pernah dibalas. Baru pukul 18.10 WIB saya mendapat kabar, Aji meninggal dunia. Perkiraannya dia meninggal pukul 17.00 WIB," ujar Rara.

Setelah bermusyawarah dengan keluarga Aji di Jakarta, jenazah Aji pun dikebumikan di TPU Madurejo, Prambanan pada Senin (12/7/2021) pagi. Sebab, tak mungkin jenazah dikirim ke Jakarta. Selain pasien Covid-19, mencari ambulan saja saat itu cukup susah.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement