JAKARTA – Pada 15 Oktober 2019 menjadi hari penting dari sebuah ide yang dimulai sekitar 5 tahun yang lalu. Sebuah gagasan tentang program baru dan mulia dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk pengembangan universitas yang akan berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan universitas kelas dunia di Indonesia. Beberapa dekade terakhir pendidikan tinggi telah ditempatkan sebagai pemain paling penting dalam sistem global. Eksistensi pendidikan tinggi semakin didorong oleh pengetahuan, informasi, dan gagasan.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan pentingnya Indonesia untuk bekerja sama dan berkolaborasi. Saat ini Indonesia hidup di masa dimana pengetahuan semakin vital bagi masyarakat dan ekonomi.
Masa dimana sumberdaya modal dan manusia bersirkulasi dengan cepat, dibantu oleh teknologi komunikasi yang berkembang secara revolusioner. Pengetahuan menggantikan sumber daya lain sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dan pendidikan semakin menjadi dasar bagi kesejahteraan individu dan mobilitas sosial.
Baca juga: Riset-Inovasi dan Paten Indonesia Juara 1 di Asean
“Sangat penting bagi saya untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan Korea (Selatan) dan Indonesia terutama dengan Asia Cyber University. Kemenristekdikti menawarkan rektor dari luar negeri untuk memimpin universitas sekarang. Sebelumnya Kemenristekdikti sudah meluncurkan Asia Cyber University di Bali pada Agustus lalu dengan Profesor Cho sebagai Rektor Asia Cyber University. Menurut saya universitas ini akan membuka pikiran universitas lain di Indonesia. Peraturan lama di Indonesia pemimpin universitas harus dari Indonesia saja, tidak ada orang luar negeri. Tapi mulai saat ini kami ingin ada pemimpin universitas dari luar negeri,” ungkap Menteri Nasir dalam sambutannya pada acara Opening Ceremony Downtown Office Asia Cyber University di Prosperity Tower, Selasa, 15 Oktober 2019.

Menteri Nasir berterima kasih terutama kepada Duta Besar Korea untuk kerjasamanya dan berharap akan ada program berikutnya seperti Cyber Asia University tapi dari Australia, Jepang, China, Amerika Serikat, dan Eropa.
Baca juga: Menristekdikti Targetkan Indonesia Miliki 4.900 Startup di Tahun 2024
Lebih lanjut, Menteri Nasir berharap Asia Cyber University (ACU) dapat berkontribusi dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas serta keberhasilan individu. Hal itu dapat dimulai dengan komitmen penuh untuk memainkan peran kunci dalam menemukan siswa berbakat, terlepas dari latar belakang mereka. Penting untuk memberikan setiap orang kesempatan yang adil - dan peluang terbaik - untuk memenuhi potensi mereka.
Sementara itu Rektor Asia Cyber University Jan Youn Cho, mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi segala dukungan, khususnya visi dan misi Menteri Nasir serta kegigihannya dalam membuat sistem pendidikan tinggi Indonesia yang hebat dengan memungkinkan terbentuknya Asia Cyber University.
Baca juga: Sudah Rp280 Miliar Diguyur ke Startup Pemula
“Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih, namun saya pikir ini hanya permulaan, langkah awal dari perjalanan panjang terutama dengan partner, Rektor Universitas Nasional dan saya. Empat tahun lalu kami pergi ke Seoul dan bekerja keras, dan kini sampai pada sebuah awalan dari langkah yang lebih jauh. Jadi apa yang kami bisa janjikan, kami akan bekerja keras tapi bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk generasi muda Indonesia,” pungkas Jan Youn Cho.