JAKARTA - Pernahkah kamu melakukan transfusi darah? Proses penyaluran darah ini memiliki banyak manfaat yang bisa didapatkan. Meski begitu, risiko yang bisa diterima pun tidak sedikit. Namun, sejarah transfusi ternyata darah cukup menarik untuk diketahui.
Melansir Britannica, Rabu (16/10/2019), manusia telah menganggap darah sebagai zat dengan sifat regeneratif yang penting jauh sebelum transfusi darah menjadi layak sebagai bentuk terapi medis. Gagasan mentransfer darah baru ke orang yang sakit untuk memulihkan kesehatannya sudah cukup lama.
Baca juga: Roket Mars Starhopper Milik SpaceX Bakal 'Melompat' ke Angkasa
Di Odyssey misalnya, Odysseus mampu merevitalisasi nuansa sementara di dunia bawah yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan memberi mereka darah binatang yang dikorbankan. Dua terobosan ilmiah yang membuat transfusi darah dimungkinkan sebagai perawatan medis adalah deskripsi perintis William Harvey tentang sirkulasi darah melalui tubuh yang diterbitkan pada tahun 1628.
Sementara itu, penemuan jarum suntik Christopher Wren untuk menyuntikkan zat intravena sekitar 1659. Setelah itu, dokter di Inggris dan Prancis mulai bereksperimen dengan transfusi antar hewan. Pada 1666, dokter Inggris Richard Lower melakukan transfusi pertama yang berhasil di antara hewan.
Pada tanggal 15 Juni 1667, transfusi darah langsung pertama ke manusia dilakukan oleh dokter Jean-Baptiste Denis. Saat itu, ia memberikan seorang pria muda yang demam sekitar 12 ons darah yang diambil dari seekor domba. Pria muda itu pulih dengan cepat. Tak lama kemudian, Denis melakukan transfusi lain yang juga tampaknya berhasil. Namun, pasien transfusi ketiga dan keempat bernasib buruk.