JAKARTA - Menjadi mahasiswa tunarungu bukanlah halangan bagi mahasiswa Ilmu Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Erwin Althaf (24) untuk menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Bahkan ia baru saja menjalani sidang pendadaran pada Selasa, 17 September 2019.
Melansir situs web resmi UGM, Jakarta, Rabu (18/9/2019) Althaf tetap melakukan presentasi seperti mahasiswa lainnya. Ia memaparkan hasil penelitiannya tentang Pengaruh Penambahan Bungkil Jintan Hitam Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Pada Domba Merino sembari menampilkan power point untuk memudahkan dosen penguji memahami apa yang tengah disampaikan.
Selain itu, Althaf juga dibantu interpreter dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Peduli Difabel UGM untuk menuliskan pertanyaan yang dilontarkan dosen penguji. Lalu, menyampaikan jawaban dengan mengetik jawaban yang ditampilkan di layar LCD.
Baca Juga: Misael Natanael, Wisudawan dengan IPK 3,99 Tertinggi di ITB
Althaf mengatakan selama kuliah tidak merasakan kesulitan yang berarti karena dibantu oleh teman-temannya. Di kelas dia masih bisa memahami materi yang disampaikan dosen melalui power point atau tulisan di papan.
“Kesulitan kalau dosen menjelaskan tidak disampaikan secara visual dan materi berbeda dengan yang ada power point,” ujarnya.
Althaf juga menceritakan bahwa dia sempat merasa minder dengan keadaannya yang tidak bisa mendengar dengan jelas layaknya teman-teman lainnya. Dia mengalami tuli parsial sejak lahir dan hanya bisa mendengar suara dengan desibel tinggi, seperti bunyi klason, tepuk tangan, dan keriuhan.
Dia pun pernah mengalami depresi, saat mendapat nilai D sementara teman-temannya tidak ada yang mendapat nilai D. Ia mengaku ketika itu merasa jadi tidak setara dengan yang lainnya.