Di hadapan para mahasiswa, Menristekdikti mengaku bahwa dirinya dulu turut berjuang saat berkuliah di Universitas Diponegoro. Dia menuturkan, orangtuanya adalah petani yang tidak mampu membiayai kuliah di Undip. Hingga akhirnya diapun kuliah sambil bekerja. Nasir mengungkapkan, dia tidak pernah bermimpi dari hanya anak petani kini dia bisa menjadi menteri. Dia pun berharap, seluruh mahasiswa Bidikmisi memiliki daya juang hidup tinggi dan percaya bahwa dengan ilmu yang dimiliki akan mampu mengantar menjadi orang sukses.
Rektor Universitas Jember Mohammad Hasan, juga turut mengapresiasi mahasiswa dan mahasiswi Bidikmisi yang rata-rata berhasil lulus dengan baik dan mudah diterima di lapangan kerja. Dia menjelaskan, kampusnya teah meluluskan 2.200 sarjana program Bidikmisi. Saat ini mereka bekerja di sector pemerintahan, swasta dan bahkan sudah ada yang berprofesi menjadi dokter.
Pengamat Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia Said Hamid Hasan berpendapat, Bidikmisi adalah afirmasi yang bagus dari pemerintah kepada mahasiswa kelas ekonomi rendah. Dia mendukung peningkatan kuota penerima namun sebaiknya jurusannya diarahkan pada bidang yang dibutuhkan bangsa. Seperti guru, dokter, pengacara, insinyur, pebisnis dan wirausahawan.
Selain itu pemberian beasiswa Bidikmisi harus berdasarkan kebutuhan bangsa. Termasuk juga untuk menjaring penerima yang bisa membangun daerahnya. Sementara itu agar mahasiswa itu bisa mengikuti program perkuliahan dengan baik maka harus ada penyamaan kemampuan mahassiwa yang direkrut dari daerah 3T sebab banyak dari mereka berasal dari berbagai daerah dengan kualitas layanan yang tidak sama. (Neneng Zubaidah)
(Dani Jumadil Akhir)