Ia sendiri paham bagaimana perjuangan kakaknya yang bahu-membahu membiayai sekolahnya. Apalagi, Amir juga punya satu adik yang saat ini kelas XI. Biaya sekolah sang adik pun sama, berasal dari keempat kakaknya.
Selama ini, Amir berusaha dengan keras. Ia belajar dengan baik dan tidak pernah berfoya-foya. Bahkan, ia mengaku dalam seminggu hanya diberi uang jajan Rp50 ribu. Tapi ia tidak mengeluh. Baginya, uang jajan itu lebih dari cukup.
Ia pun berusaha menghemat pengeluaran. Salah satu cara yang dilakukan adalah pergi dan pulang sekolah menggunakan sepeda. Meski berjarak sekira 3 kilometer dari rumah ke sekolah, ia menikmatinya. Yang penting, ia tidak membebani para kakaknya untuk menambah uang jajannya di sekolah dan sehari-hari.
Amir sendiri bahkan belakangan ini sering mencari uang sendiri. Salah satunya dengan membantu pekerjaan gurunya. Ia rela membereskan rumah sang guru hingga membantu memeriksa jawaban ulangan atau tugas sekolah murid.
Pemuda kelahiran Bandung 26 Mei 1999 itu pun tak minder dengan kehidupannya. Ia bahkan tergolong siswa aktif di sekolah. Ia pun tercatat sebagai ketua Paskibra di sekolahnya.
Soal cita-cita, Amir mengaku ingin menjadi anggota TNI. Mimpi tinggi itu ia tatap dengan optimisme tinggi. Ia ingin membuat kakak dan adiknya bangga suatu saat nanti.