"Kalau MAN relatif mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri yang sudah terakreditasi," ujarnya.
Menurut Sunarpi, relatif rendahnya alumni pondok pesantren yang diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur SNMPTN disebabkan perubahan pola penerimaan SNMPTN pada 2016. Calon mahasiswa baru jalur SNMPTN 2016 yang diterima prioritasnya adalah dari sekolah atau madrasah yang sudah terakreditasi.
"Komposisinya adalah akreditasi A sebesar 75 persen dari kuota, akreditasi B 50 persen dan akreditasi C sebesar 35 persen," tutur Sunarpi.
Pada saat pengolahan data calon mahasiswa yang masuk jalur SNMPTN 2016, panitia nasional melakukan pemeringkatan sekolah/madrasah. Pada proses ini, calon mahasiswa dari pondok pesantren yang tidak terakreditasi otomatis gugur, meskipun nilai rapornya bagus.
"Berbeda dengan pola penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN pada 2015 yang boleh diikuti semua sekolah/madrasah tanpa mempertimbangkan akreditasi sekolah dan tidak dilakukan pemeringkatan sekolah/madrasah," ucap Sunarpi.