Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perselingkuhan Reformasi

Perselingkuhan Reformasi
Sejumlah mahasiswa menabur bunga di monumen reformasi kampus Universitas Trisakti dalam peringatan tragedi Mei 1998. (Foto: dok. Antara)
A
A
A

Terlalu banyak orang yang bermain serong, berselingkuh di balik bilik demokrasi yang lahir dari bibit reformasi. Kita selama ini sibuk mereformasi sistem pemerintahan, sementara kita tidak pernah mereformasi kultur dalam menjalankan roda pemerintahan. Inilah perselingkuhan.

Sistem boleh berubah, tapi kenyataannya secara praktis, perilaku, kebiasaan, tradisi, atau cara-cara lama yang digunakan pada era orde baru (orba) masih tetap dilestarikan hingga sekarang. Tentu tidak heran korupsi yang pada era orba terjadi justru masih subur terawat, bahkan semakin berkembang atau bahkan lebih dahsyat dari era sebelumnya. Jika dulu praktik korupsi tersembunyi di bawah meja, maka bisa jadi di era ini korupsi dapat dilakukan di atas meja.

Perselingkuhan reformasi ini akan menjadi bola salju yang tinggal menunggu waktu berbenturan dengan momentumnya saja. Paling bahaya, benturan ini akan melahirkan ketidakpercayaan terhadap eksekutif, legislatif dan yudikatif. Khususnya legislatif yang diisi oleh partai politik sebagai instansi demokrasi.

Misalnya kita ambil salah satu kasus cara-cara lama yang masih terawat hingga saat ini, yaitu money politic. Secara motif dan dampak tentu kita akan berasumsi menjadi beberapa kemungkinan:

1. Partai politik sudah tidak mampu menjadi lembaga yang dianggap bermanfaat bagi publik;

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement