Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bahasa Mandarin, Antara Budaya dan Kebutuhan

Iradhatie Wurinanda , Jurnalis-Rabu, 10 Februari 2016 |08:09 WIB
Bahasa Mandarin, Antara Budaya dan Kebutuhan
Pernak-pernik imlek (Foto: Dok. Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Meski lahir dan tinggal di Indonesia, sebagian keturunan etnis Tionghoa mampu menggunakan bahasa Mandarin untuk berkomunikasi, karena diajarkan secara turun-temurun di keluarganya. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata bahasa Mandarin menjadi salah satu alat komunikasi internasional yang patut dipelajari, termasuk bagi orang-orang di luar etnis Tionghoa.

Seorang mahasiswa keturunan Tionghoa, Jeanet, mengatakan bisa menggunakan bahasa Mandarin karena saat di rumah kedua orangtuanya sering mengajak berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut. Selain itu, dia juga mendapatkan pelajaran bahasa Mandarin di sekolahnya.

"Iya kalau di rumah papa sering mengajak mengobrol pakai bahasa Mandarin. Aku rasa belajar bahasa ini juga termasuk mempelajari budaya, selain memang kebutuhan," ujarnya saat berbincang dengan Okezone, baru-baru ini.

Jeanet merasa beruntung lantaran termasuk remaja keturunan Tionghoa yang mampu menggunakan bahasa Mandarin. Pasalnya saat ini remaja seumurnya kebanyakan sudah tidak fasih menggunakan bahasa Mandarin.

"Ya minimal kalau ke luar negeri bisa berkomunikasi. Selain itu, misalnya ada di tempat umum terus ingin ngomong tetapi enggak enak, komplain, atau ngeluh, aku juga suka pakai bahasa Mandarin supaya orang enggak tahu artinya," terang mahasiswa Universitas Tarumanagara (Untar) itu sambil tertawa.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement