JAKARTA – Budaya Tionghoa sudah masuk ke Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Tak heran, kemeriahan perayaan Imlek kemarin tak hanya dinikmati keturunan Tionghoa, tetapi juga oleh berbagai kalangan masyarakat di Tanah Air.
Seorang mahasiswa dari keturunan Tionghoa bernama Indra berpendapat, saat ini semakin banyak orang yang tertarik belajar kebudayaan Tionghoa. Hal tersebut, menurut dia, akan membuat budaya di Indonesia semakin kaya karena terdapat akulturasi dari budaya Tionghoa.
"Tentu bagus kalau banyak orang yang mau belajar. Dengan belajar budaya Tionghoa kan bukan berarti budaya Indonesia hilang, tetapi jutru bertambah," paparnya saat berbincang dengan Okezone, baru-baru ini.
Mahasiswa Desain Universitas Tarumanagara (Untar) tersebut mengungkapkan, saat ini Klenteng yang notabene sebagai tempat ibadah saja sudah mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung. Artinya, budaya Tionghoa semakin diminati masyarakat Indonesia.
"Klenteng jadi tempat wisata tentu enggak masalah selama tidak mengganggu proses ibadah. Di luar negeri kan juga banyak gereja tua yang dikunjungi para wisatawan," ujarnya.
Selain kajian mengenai budaya Tionghoa, saat ini juga semakin banyak generasi muda yang tertarik belajar bahasa atau sastra Mandarin. Menurut mahasiswa bernama Teddy, hal tersebut tentu sah-sah saja, selama merupakan kemauan sendiri.
"Karena ada juga yang disuruh oleh orangtua. Saya sendiri walaupun keturunan Tionghoa tidak bisa bahasa Mandarin. Tetapi kalau budayanya otomatis mengikuti orangtua. Sekali-kali juga tanya kalau ada yang enggak tahu artinya, sekalian belajar," tandas mahasiswa semester VII tersebut. (ira)
(Rifa Nadia Nurfuadah)