"Sepanjang tahun akademis 2013-2014, 83 mahasiswa melanggar kode etik universitas," tutur Lapin.
Menurut Lapin, catatan dari Etchemendy menekankan pentingnya staf pengajar untuk memperjelas ekspektasi kampus terhadap mereka. Hal tersebut termasuk kebanggaan sebagai salah satu perguruan tinggi unggulan dalam pengajaran dan riset di dunia.
Sebuah surat kabar San Jose Mercury New melaporkan, satu pengajar menyebut bahwa 20 persen mahasiswa dalam sebuah kelas perkenalan mungkin sudah menyontek. Pihak kampus sendiri memberi kesempatan para mahasiswa yang dituduh menyontek untuk membela diri mereka.
Biasanya, pelanggar pertama diskors selama seperempat semester dan harus menjalani 40 jam pelayanan masyarakat. Sanksi lebih berat diberikan kepada pelanggar kode etik yang juga lebih besar.
"Kami memiliki banyak mata kuliah dan mahasiswa. Jadi, tidak aneh ketika kami meningkatkan kewaspadaan setiap semester," tutur Lapin.
(Rifa Nadia Nurfuadah)