JAKARTA – Meninggalnya mahasiswa Universitas Udayana (Unud) Timothy Anugerah tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga mendapat respons langsung dari pihak rektorat. Timothy diduga mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai gedung kampus.
Rektor Unud, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D., menyampaikan duka cita yang mendalam sekaligus menegaskan komitmen universitas untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman, berempati, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
“Mari bersama menjadikan peristiwa ini sebagai refleksi penting untuk menumbuhkan empati dan kepedulian antar sesama sivitas akademika,” ujar Prof. Sudarsana, seperti dikutip dari keterangan tertulis Universitas Udayana Klarifikasi Isu Terkait Ucapan Nir Empati di Media Sosial terhadap Almamater Mahasiswa FISIP, yang disampaikan oleh Kepala Bagian Humas dan Protokol Universitas Udayana, I Gusti Ayu Ratna Widhiastuti, S.Sos., M.AP, Sabtu (18/10/2025).
Rektor juga mengimbau seluruh sivitas akademika untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, dengan selalu mempertimbangkan nilai-nilai etika, kesantunan, dan tanggung jawab moral sebagai bagian dari komunitas akademik.
Timothy diketahui merupakan mahasiswa semester VII Program Studi Sosiologi. Seusai kabar duka tersebut, beredar tangkapan layar percakapan di grup WhatsApp yang menunjukkan olok-olok dan komentar tidak berempati terhadap almarhum.
“Badan gembor gitu mau diangkat.”
“Mentalnya nggak kuat.”
“Nanggung banget bunuh diri di lantai 2.”
Percakapan yang beredar luas di media sosial itu memicu kemarahan publik. Meski demikian, diketahui sejumlah mahasiswa yang terlibat telah membuat video permintaan maaf atas perilaku mereka.
Pihak Universitas Udayana menegaskan akan mengambil langkah tegas terhadap setiap bentuk perundungan dan tindakan nir-empati yang bertentangan dengan nilai-nilai akademik serta martabat institusi pendidikan.
(Rani Hardjanti)