Bahkan dalam konteks negara, tembaga mampu berkontribusi besar dalam bentuk devisa, tembaga juga menjadikan Indonesia sebagai negara produsen terbesar di dunia. “Ini sungguh kebanggaan yang luar biasa bekal kita menuju Indonesia Emas,” katanya.
PTFI, lanjut Tony, saat ini mengoperasikan tambang bawah tanah terbesar di dunia dan smelter single line terbesar di dunia. Hal ini menjadikan PTFI sebagai produsen katoda tembaga terbesar di dunia dan sebagai pertambangan terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia.
Wakil Rektor Bidang Akademik UNSRAT Prof. Arthur Gehart Pinaria mengatakan, kolaborasi UNSRAT dengan PTFI diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta pengembangan riset yang relevan sesuai dengan perkembangan industri untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menanggapi hal itu, Tony menyampaikan komitmen PTFI untuk memberikan 20 beasiswa bagi mahasiswa UNSRAT berprestasi.
Dalam acara yang berlangsung di Auditorium UNSRAT ini mahasiswa telah datang sejak pagi untuk mengikuti beragam aktivitas, seperti Wall of Inspirations, dimana mereka bisa menuliskan inspirasi tentang tembaga dan masa depan. Selain itu juga mereka menikmati seduhan Kopi Amungme Papua dan cerita tentang keunikan kopinya.
Acara juga diisi dengan gerai informasi dan edukasi PTFI, dimana mahasiswa mendapat wawasan tentang proses produksi PTFI dari hulu ke hilir, serta memberikan pengalaman langsung melihat bentuk produk tambang hingga menjadi katoda dan produk turunan.