Pemerintah Indonesia sendiri telah memberikan perhatian besar terhadap pengembangan generasi muda, khususnya dalam bidang pendidikan vokasi. Dalam strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan vokasi ditempatkan pada posisi yang sangat penting untuk memastikan bahwa SDM Indonesia siap menghadapi tantangan global.
“Kualitas SDM yang kuat dan terampil adalah modal utama bagi Indonesia untuk keluar dari ketertinggalan dan menuju status sebagai negara maju dengan penguasaan ilmu dan teknologi yang mumpuni," ujar Abdul Mu'ti.
Program "Perempuan Inovasi" ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi keterampilan digital bagi peserta didik perempuan dan pendidik vokasi. Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta lebih banyak kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan potensi mereka di bidang teknologi dan inovasi, serta dapat mengatasi berbagai tantangan yang menghalangi partisipasi mereka dalam bidang STEM.
“Kami berharap dengan adanya program ini, perempuan dapat mengembangkan keterampilan mereka dan meraih kesempatan yang setara dalam dunia kerja, khususnya di bidang teknologi yang semakin berkembang,” ungkap Abdul Mu'ti.
Selain itu, kolaborasi ini juga diharapkan dapat mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045, di mana pada tahun tersebut Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju dengan SDM yang unggul.
“Kami berharap program ini bisa menjadi salah satu pendorong bagi pencapaian Indonesia Emas 2045, dengan memfasilitasi perempuan untuk mengakses dan berpartisipasi dalam industri yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan ekonomi dan sosial,” ujarnya.
Saat berbicara tentang kesan terhadap karya-karya dalam acara "GMOD Perempuan Inovasi 2024", Abdul Mu'ti mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap inovasi-inovasi berbasis teknologi yang ditemukan di acara tersebut.
“Saya mengunjungi beberapa stand dan semuanya sangat mengesankan. Banyak inovasi yang sangat bermanfaat bagi kaum perempuan, bahkan tidak hanya perempuan, tetapi juga masyarakat luas. Ini menunjukkan bahwa perempuan bisa memberikan kontribusi yang besar dalam mencerdaskan bangsa melalui teknologi,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Abdul Mu'ti juga menilai bahwa kegiatan seperti ini memiliki peran penting dalam transformasi pendidikan vokasi di Indonesia.
“Beberapa aplikasi yang saya lihat memberikan solusi praktis, termasuk peluang bekerja dan memperluas jaringan. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya kemampuan yang penting, tetapi juga akses dan jaringan yang harus dimiliki oleh perempuan agar mereka bisa berkarir di bidang teknologi,” tambahnya.
Selain itu, Abdul Mu'ti juga menanggapi isu mengenai pentingnya keseimbangan antara aspek sosial-emosional dan akademik dalam pendidikan.
“Pendidikan tidak hanya soal menumbuhkan kecerdasan intelektual, tetapi juga kesejahteraan emosional dan spiritual. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menciptakan suasana yang menggairahkan dalam proses belajar, sehingga anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, dapat belajar dengan antusias,” katanya, Abdul Mu'ti menegaskan bahwa pendidikan sosial-emosional perlu diterapkan untuk mendukung keberhasilan belajar.
(Feby Novalius)