“Bayangkan sebuah asteroid menghantam Glasgow dan Anda berada sekitar 50 kilometer jauhnya dari kota itu–di Edinburgh," kata Nicholson dikutip BBC Indonesia, Minggu (13/10/2024).
"Bola api tersebut berukuran sekitar 24 kali ukuran Matahari di langit–cukup untuk membakar pohon dan tanaman di Edinburgh,” tuturnya.
Ledakan udara yang sangat keras akan terjadi setelah asteroid menghantam bumi, sebelum akhirnya memicu gempa bumi berkekuatan 7 skala Richter.
Air dalam jumlah besar mungkin meninggalkan dasar laut, dan kemudian mengalir kembali ke bawah sehingga menciptakan bekas unik di dasar lautan.
Keluarnya asteroid sebesar itu dari tata surya menuju bumi dalam waktu yang singkat bukanlah peristiwa yang umum terjadi.
Namun para peneliti tidak mengetahui mengapa keduanya menghantam Bumi dalam waktu yang berdekatan.
Asteroid yang menciptakan kawah Nadir berukuran lebar sekitar 450-500 meter. Para ilmuwan memperkirakan asteroid itu menghantam Bumi dengan kecepatan sekitar 72.000 kilometer per jam.
Peristiwa terdekat yang pernah terjadi pada manusia adalah peristiwa Tunguska pada tahun 1908 ketika sebuah asteroid setinggi 50 meter meledak di langit di atas Siberia.
Asteroid Nadir berukuran sebesar Bennu, yang saat ini merupakan objek paling berbahaya yang mengorbit dekat Bumi.
Para ilmuwan mengatakan tanggal paling mungkin Bennu bisa menabrak Bumi adalah 24 September 2182, menurut NASA. Namun potensi kejadian itu adalah satu berbanding 2.700.
Belum pernah ada dampak asteroid sebesar ini dalam sejarah manusia. Para ilmuwan biasanya harus mempelajari kawah yang terkikis di Bumi atau gambar kawah di planet lain.
Untuk lebih memahami kawah Nadir, Nicholson dan tim risetnya menganalisis data 3D resolusi tinggi dari perusahaan geofisika bernama TGS.
Sebagian besar kawah terkikis tetapi kawah ini terpelihara dengan baik, sehingga para ilmuwan dapat melihat lebih jauh tingkat batuan tersebut.
“Ini pertama kalinya kami bisa melihat bagian dalam kawah tubrukan asteroid seperti ini. Sungguh menarik,” kata Nicholson, seraya menambahkan bahwa hanya ada 20 kawah laut di dunia namun belum ada yang dipelajari secara mendetail seperti ini.
Temuan Nicholson dan tim risetnya dipublikasi di jurnal Nature Communications Earth & Environment.
(Taufik Fajar)