“Benso berharap program pengmas ini dapat berlanjut secara terus menerus di masa yang akan datang, hal ini sangat penting karena masyarakat di perbatasan masih perlu pendampingan Universitas Indonesia tidak hanya di sektor pendidikan dan kesehatan tetapi sektor yang lainnya seperti perekonomian, pembangunan sumber daya manusia dan sektor yang lainnya,” ujarnya, Senin (19/8/2024).
Mahasiswa perkotaan yang terbiasa dengan kafe ataupun coffee shop harus beradaptasi dengan rumah sederhana beralaskan lantai beton dan velbed TNI untuk tidur dan menginap. Puskesmas Silawan Pun serta mengalokasikan ruang rawat inap yang tidak beroperasional untuk selanjutnya digunakan sebagai tempat menginap sementara para pengabdi. Hal lain yang cukup menggembirakan bahwa terdapat sinyal internet dan convenience store di sana.
Program pengabdian ini meliputi kelas formal dan informal, serta intervensi kesehatan dalam rangka perangi stunting. Kapela Santo Theodorus Silawan juga menjadi saksi diadakannya kegiatan penyuluhan, pemeriksaan kesehatan umum, dan gigi mulut untuk warga.
Melihat senyum dan harapan warga serta anak-anak Desa Silawan, menjadi makna baru kami dalam memajukan kesehatan dan kualitas hidup warga Indonesia di daerah perbatasan dimana semua warganya juga berhak merayakan kemerdekaan, merdeka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, merdeka untuk mendapatkan pendidikan tinggi, serta mereka merdeka untuk mempunyai mimpi yang sama dengan warga ibu kota negara yaitu majunya infrastruktur dan sumber daya manusianya.
(Feby Novalius)