JAKARTA - Siswa dengan disabilitas juga bisa menikmati pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi. Itulah cita-cita besar yang digagas oleh sekelompok dosen dan peneliti dari Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University (FKB Tel-U).
Demi mewujudkan cita-cita besar ini, digelar lah kegiatan pengabdian kepada masyarakat (abdimas) bertajuk Pelatihan Kewirausahaan bagi Siswa Disabilitas Rungu. Pada kegiatan tersebut, sebanyak 27 siswa tuna rungu SLBN Cicendo Bandung diajak menyambangi kampus utama Tel-U di wilayah Kabupaten Bandung.
Kedatangan rombongan dari SLBN Cicendo disambut di ruang Manterawu gedung Intata FKB dengan hangat oleh Dekan FKB, Ade Irma Susanty, Ph.D, perwakilan dosen dan tim mahasiswa FKB. Para siswa terdiri dari peminatan tata boga, desain grafis, dan TIK yang tersebar dari kelas 10 hingga 12 dan didampingi oleh tiga orang guru.
Pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa tuna rungu agar di masa mendatang mampu mandiri dan memiliki jiwa entrepreneurship. Hal ini selaras dengan visi Telkom University, yakni menjadi National Excellence Entrepreneurial University, yang berkontribusi pada pemenuhan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dosen-dosen FKB dengan expertise di bidangnya dikerahkan sebagai narasumber pada pelatihan kewirausahaan ini. Demi memastikan efektivitas komunikasi antara narasumber dan siswa, dua orang Juru Bahasa Isyarat (JBI) turut mendampingi di sepanjang kegiatan pelatihan.
Siswa-siswa SLBN Cicendo diajak mengerahkan kreativitas untuk merancang sebuah business model canvas yang inovatif dan unik, yang bisa diterapkan setelah mereka lulus dari bangku SLB.
Tak ada kendala yang berarti selama kegiatan belangsung. Bahkan, siswa tampak sangat antusias dan terpantik sifat kompetitifnya untuk mendapatkan penghargaan business model canvas terbaik. Kegiatan ini juga diselingi acara campus tour dengan menggunakan angkutan dalam kampus, Tuc-Tuc.
“Hari ini kami mendapatkan inspirasi baru untuk peserta didik kami,” ujar Guru pendamping dari SLBN Cicendo Bandung Dian Nugraha. Menurutnya pengabdian kepada masyarakat ini benar-benar memberikan layanan pada masyarakat, di mana konteksnya adalah siswa disabilitas rungu.
“Kami, SLBN Cicendo adalah buktinya,” sambung Dian.
Bukan hanya siswa SLBN Cicendo, dosen dan mahasiswa FKB pun juga memetik pengalaman berharga melalui interaksi dengan para siswa tuna rungu. “Siswa SLBN Cicendo ini semangatnya luar biasa dalam mengikuti setiap aktivitas pembelajaran yang diberikan,” tutur Salah satu dosen narasumber Adrio Kusmareza Adhim, M.A.
“Ini juga merupakan pengalaman baru dan berharga bagi Saya selaku dosen, bisa mengajar anak-anak dengan disabilitas rungu,” tambahnya.
Seluruh pihak terkait, baik dari FKB Tel-U dan SLBN Cicendo Bandung berharap kegiatan ini akan menjadi kegiatan rutin dan berkelanjutan, mengingat manfaatnya yang besar bagi para siswa dengan disabilitas. Hal ini juga diharapkan menjadi pendorong bagi siswa denngan disabilitas untuk tetap optimis dan semangat untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang pendidikan tinggi.
Tentu saja, acara ini bukanlah akhir dari upaya FKB Tel-U untuk mengarusutamakan inklusif disabilitas di perguruan tinggi. Karenanya, upaya ini akan terus dilangsungkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan riset dan pengabdian lainnya dalam rangkaian IDEA Project sepanjang tahun 2024 ini. IDEA Project diinisasi oleh FKB Telkom University bermitra dengan Lancaster University, UK.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)