JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki periset yang telah menghasilkan banyak penelitian di bidang teknik sipil dan lingkungan, terutama terkait sistem pemantauan kesehatan struktur (Structural Health Monitoring System/SHMS). Periset tersebut adalah Luna Nurdianti Ngeljaratan.
Bidang ini telah digeluti Luna sejak menempuh pendidikan sarjana. Luna telah berpengalaman dalam menganalisis berbagai struktur gedung dan bangunan, baik di dalam maupun luar negeri.
Luna merupakan periset dari Pusat Riset Teknologi Kekuatan Struktur (PRTKS) BRIN yang saat ini sedang meneliti dan mengembangkan pemantauan kesehatan struktur suatu bangunan berbasis visi (vision based SHM).
SHM atau sistem pemantauan kesehatan struktur adalah metode kajian kondisi struktur tertentu akibat pembebanan yang memengaruhi kondisi fisik struktur tersebut. Bahkan pada kondisi beban ekstrem seperti gempa, dapat mengurangi bahkan menghentikan umur operasionalnya akibat kerusakan.
SHM memerlukan sensor sebagai komponen utamanya. Luna menggunakan sensor berbasis visi menggunakan kamera (vision based SHM). Metode ini menggantikan SHM konvensional berbasis kabel ataupun mekanik. Demikian dikutip dari keterangan BRIN, Rabu (8/5/2024).
Metode vision based SHM tidak memerlukan kabel, dapat memonitor area yang lebih luas dibandingkan sensor lainnya, dan tentunya mudah diaplikasikan karena beragam infrastruktur sipil sudah dilengkapi dengan CCTV.
Beragam jenis kamera juga sudah telah digunakan oleh periset muda yang menuntaskan pendidikan master dan doctoral di Amerika Serikat ini. Mulai dari high-speed kamera, DSLR, ponsel, hingga security kamera dan divalidasi tingkat akurasinya melalui pengujian eksperimental maupun lapangan.
Rekaman kamera berupa video atau gambar sebagai data mentah, kemudian diolah menggunakan algoritma visi computer (computer vision) seperti target-tracking (TT) dan digital image correlation (DIC). Prinsip dari TT dan DIC adalah membandingkan gambar-gambar yang direkam sebelum, saat, dan setelah pengujian/pembebanan gempa pada struktur.
Kelebihan utama dari vision-based SHM karena mampu menghasilkan data dinamik berupa perilaku struktur saat terjadi gempa, di mana sensor-sensor konvensional umumnya hanya memberikan data statik struktur sebelum dan sesudah gempa terjadi.
Vision-based SHM merekam data mentah dalam bentuk pixel, diolah menggunakan TT dan DIC dengan cara mengorelasikan posisi pixel pada gambar sebelum dan saat gempa yang tentunya bergeser seiring gempa. Umumnya, korelasi dianalisis berdasarkan perbedaan kontras di setiap gambar.