Guru Besar UI Ungkap Kualitas Hidup Lansia Tentukan Nasib Indonesia Emas di 2045

Timothy Gishelardo, Jurnalis
Jum'at 08 Maret 2024 15:36 WIB
Pengukuhan Martina WS Nasrun sebagai Guru Besar UI. (Foto: Okezone.com/UI)
Share :

JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Martina WS Nasrun sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikiatri Fakultas Kedokteran (FK) UI setelah menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Kualitas Hidup Lansia Indonesia di Era Teknologi: Tantangan dan Upaya agar Sehat Jiwa-Raga, Bahagia, Mandiri, dan Sejahtera (Menuju Indonesia 2045)”. Prosesi pengukuhan dipimpin langsung Rektor UI Ari Kuncoro di di Aula IMERI FKUI, Rabu 6 Maret 2024.

Dalam pidatonya, Martina memaparkan kondisi penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia dan tantangan yang dihadapi saat ini. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, lansia di Indonesia berjumlah 11,75% dari total penduduk. Artinya sekitar 30 juta dari 270 juta penduduk adalah lansia (ageing population).

Dari angka tersebut, tercatat rasio beban demografi sebesar 17,08% yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif (15–59 tahun) menanggung 17 orang lansia. 

"Lansia yang tidak mampu mandiri, baik secara finansial, kesehatan, motorik, maupun kognitif, berpeluang mengalami depresi akibat ketidakberdayaannya. Kondisi depresi ini ternyata menyebabkan lansia mengalami demensia 2,3 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak depresi," ujarnya, Jumat (8/3/2024).

Selain itu, lansia yang menderita gangguan fisik, seperti diabetes mellitus, hipertensi, kolesterol, dan penyakit jantung, memiliki risiko demensia lebih besar. Demensia merupakan penurunan fungsi kognitif/intelektual yang berdampak terhadap fungsi sosial dan pekerjaan seseorang.

Gangguan ini mengubah perilaku dan perasaan, sehingga menurunkan kualitas hidup orang dengan demensia (ODD) maupun perawatnya (caregiver). Selain depresi dan demensia, masalah kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia adalah kesepian (loneliness), insomnia, serta pemakaian obat yang irasional termasuk polifarmasi dan OTC (over the counter, yang dibeli tanpa resep dokter).

Menurut Prof. Martina, kejadian kesepian-depresi-demensia (KDD) dapat dicegah melalui deteksi dini serta pengelolaan yang optimal, komprehensif, dan interdisiplin terhadap individu. Program pencegahan depresi dimulai dengan mengurangi loneliness, meningkatkan resiliensi lansia, dan meningkatkan aktivitas sosial serta dukungan untuk lansia.

Selain itu, penting untuk memberikan literasi teknologi kepada lansia agar mereka bisa bertahan di era kemajuan teknologi saat ini.

"Literasi digital diperlukan bagi lansia karena membantu meningkatkan keterjangkauan layanan kesehatan. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk memberikan dukungan kepada caregiver serta mengurangi biaya perawatan kesehatan dan sosial bagi lansia," ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya