Asnawir, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Kalimantan Utara yang Dijuluki Duta PMM

Fitria Dwi Astuti , Jurnalis
Rabu 06 Maret 2024 14:42 WIB
Asnawir, Kepala Sekolah SMP 2 Muhammadiyah 2, Tarakan Kalimantan Utara berkeliling ke sekolah lainnya agar ikut memaksimalkan Platform Merdeka Mengajar (Foto: Dok SMP Muhammadiyah 2 Tarakan)
Share :

Meski awalnya sempat bingung, tapi ia mengaku platform tersebut memberikan dampak yang nyata bagi sekolahnya. “Saat itu, teman-teman di sekolah lain belum menggunakan PMM. Kami berani menerapkan beberapa materi-materi di PMM untuk dilakukan di sekolah kami,” ujarnya.

Menurutnya, orang akan tetap memilih sekolah swasta kalau itu berkualitas. Nah, dengan adanya PMM ini, ia mencoba untuk belajar bersama. Luar biasa, dari perkembangan PMM jumlah siswa sudah surplus, bahkan sudah indent. “Jadi kami merasa bahwa terbantu dengan PMM ini,” ungkapnya senang.

Memudahkan Pelatihan Para Guru

Sebelum adanya Platform Merdeka Mengajar, kesempatan pelatihan para guru di Indonesia tidaklah mudah. Para guru mesti melewati berbagai proses sehingga membutuhkan waktu dan usaha yang cukup panjang sampai akhirnya mendapat kesempatan pelatihan.

Bahkan tidak sedikit guru yang sudah mengajar puluhan tahun, belum juga mendapatkan pelatihan karena harus menunggu giliran dan ditunjuk oleh dinas dan satuan pendidikannya. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya, logistik, dan juga biaya untuk dapat menghadirkan pelatihan yang merata di seluruh Indonesia.

Itu sebabnya, dengan setelah adanya PMM ini, Kemendikbudristek membayangkan bahwa semua guru di Indonesia memiliki kesempatan belajar yang sama, dan dengan begitu pendidikan Indonesia akan jauh lebih maju.

Berkat capaian yang didapatkan sekolahnya dalam menerapkan Platform Merdeka Mengajar, Asnawir berinisiatif untuk mengajak sekolah lain di Kalimantan Utara untuk mendapatkan dampak baik dari pemanfaat aplikasi tersebut.

Asnawir sangat menyadari bahwa melakukan Implementasi Kurikulum Merdeka tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kondisi di lapangan sangat berbeda dan beragam di setiap daerah di Indonesia.

Kemendikbudristek RI pun memahami hal itu dan kemudian menyediakan berbagai mekanisme untuk mengatasi persoalan yang beragam di masing-masing daerah, di antaranya dengan adanya Komunitas Belajar dan penyediaan tiga opsi untuk melakukan Implementasi Kurikulum Merdeka.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya