Ternyata Ini Cara Menentukan Awal Ramadhan Berdasarkan Ilmu Astronomi

Putri Syifa Amelia, Jurnalis
Selasa 05 Maret 2024 18:02 WIB
Cara Menentukan Awal Ramadhan Berdasarkan Ilmu Astronomi (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Ternyata ini cara menentukan awal Ramadhan berdasarkan ilmu astronomi. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1445 H pada 10 Maret 2024 atau 29 Syaban 1445 H.

Hasil dari Sidang Isbat Kemenag digunakan pemerintah sebagai penentuan 1 Ramadhan 2024.

Jauh sebelum itu, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H pada Senin, 11 Maret, berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.

Munculnya perbedaan 1 Ramadhan berpotensi terjadi, karena perbedaan tersebut bisa timbul bukan karena metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan), melainkan karena kriteria yang berbeda.

Lalu bagaimana menentukan awal Ramadhan berdasarkan ilmu astronomi? Berikut ulasannya.

Profesor Riset Astronomi Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan soal kapan 1 Ramadhan 2024.

Penetapan 1 Ramadhan 2024 dimulai dapat ditentukan berdasarkan kriteria astronomi yakni menggunakan hisab global.

"Kita gunakan hisab global. Pada Maghrib 10 Maret 2024, bulan belum memenuhi kriteria visibilitas hilal baru MABIMS dan kriteria Odeh di wilayah Asia Tenggara. Oleh karena itu, awal Ramadhan diprediksi jatuh pada 12 Maret 2024," kata Thomas dalam penjelasannya.

MABIMS merupakan singkatan dari kriteria visibilitas hilal yang ditetapkan oleh Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura.

Namun kata Thomas, kepastian 1 Ramadhan 2024 masih menunggu keputusan resmi dari Sidang Isbat Kementerian Agama.

Thomas menegaskan, bahwa Sidang Isbat akan menjadi penentu akhir untuk menetapkan awal Ramadhan, yang dilakukan melalui rukyat di lebih dari 100 titik di Indonesia.

Meskipun Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura memiliki kesepakatan kriteria awal bulan yang seragam, perbedaan geografis dan kriteria lokal dapat menyebabkan perbedaan dalam penetapan tanggal awal Ramadhan.

Dia juga menjelaskan bahwa negara-negara di benua Amerika, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika memiliki kemungkinan yang berbeda untuk melihat hilal pada tanggal 10 Maret 2024.

Hal ini menunjukkan bahwa proses penentuan awal Ramadhan melibatkan pertimbangan astronomi yang kompleks dan perbedaan dalam interpretasi hasil pengamatan.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya