Mengenal Program Doktor Ilmu Komunikasi, Beda dengan Master dan Sarjana

Richard Ariyanto, Jurnalis
Kamis 23 November 2023 16:32 WIB
Ini bedanya program doktor ilmu komunikasi dengan S1 dan S2 (Foto: Richard Ariyanto)
Share :

JAKARTA – Ilmu komunikasi merupakan jurusan yang paling sering diminati oleh para calon mahasiswa. Padahal, komunikasi merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata, ilmu komunikasi juga bisa dipelajari hingga gelar doktor lho!

Jurusan komunikasi sendiri merupakan pembelajaran bagaimana komunikasi diberikan dan dipahami oleh khalayak. Perlu dipahami juga bahwa khalayak tentunya memiliki pemahaman yang berbeda-beda tiap individunya. Sehingga ilmu komunikasi menjembatani masalah tersebut.

Kementerian Pendidikan melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III mendukung program pendidikan tinggi tingkat doktoral yang berkelas internasional, sehingga memperluas akses pembangunan kualitas sumber daya manusia Indonesia berstandar dunia. Kepala LLDikti Wilayah III Prof Toni Taharuddindi Jakarta, Kamis (23/11/2023), mengatakan, penyelenggaraan program doktor ilmu komunikasi penting bagi pembangunan bangsa.

“Doktor Ilmu Komunikasi mendorong kesempatan emas untuk mendukung pertumbuhan intelektual dan juga penelitian yang mendalam dan berkualitas di bidang komunikasi,” kata Toni Taharuddin.

 BACA JUGA:

Apa beda Doktor Ilmu Komunikasi dengan Master dan Sarjana?

Program Ilmu komunikasi dalam tingkatan sarjana akan mempelajari dasar untuk berkomunikasi kepada tiap individunya. Tingkatan Master akan mempelajari secara spesifik bagaimana caranya dan penjurusan spesifiknya. Pilihan penjurusan bervariasi setiap kampusnya. Mulai dari Marketing Communication, Multimedia Jurnalistik hingga Public Relations.

Program doktor merupakan program yang memperdalam pengembangan kemampuan ilmiah secara mandiri. Hal ini dilakukan untuk menemukan, menciptakan ataupun memberikan kontribusi kepada pengembangan serta pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Salah satu program doktoral yang kebetulan dibuka adalah London School of Public Relations (LSPR) Institute dengan membuka program ilmu komunikasi dan kepemimpinan. Program ini merupakan program studi yang dilakukan oleh LSPR dalam membuka sarjana doktoral baru. Peminatan secara spesifiknya berfokus kepada strategi kepemimpinan kehumasan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang ada di LSPR dalam mendidik mahasiswa dengan berfokus kepada kehumasan/Public Relations.

 BACA JUGA:

Beda dengan Gelar Sarjana dan Master

Direktur pascasarjana LSPR Rino F. Boer menjelaskan perbedaannya dan keunikannya dalam program doktoral ini. ia menuturkan adanya metode “scientific practical approach” yang merupakan pendekatan penelitian pertama kali dilakukan di Indonesia.

“Jadi artinya penelitian-penelitian yang akan dilakukan di dalam program LSPR itu berbasis pada kebutuhan praktek yang nyata di lapangan,” tuturnya.

Secara umum, pendekatan pembelajaran ini tidak berfokus kepada observasi dan eksperimen, namun bagaimana cara mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir. Sehingga hal tersebut bisa mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi ataupun berkarya.

Rino juga menjelaskan bahwa seluruh jurusan bisa mendaftar. Namun jika ada jurusan bukan keilmuan komunikasi yang mendaftar, akan ada matrikulasi khusus (penyetaraan) untuk memahami dan memperkuat pondasinya dalam pembelajaran nantinya.

 BACA JUGA:

Founder and CEO LSPR Institute, Prita Kemal Gani, mengatakan, jenjang pendidikan tinggi yang dibutuhkan masyarakat akan program tingkat sarjana dan pascasarjana (magister dan doktor) untuk ilmu komunikasi saat ini memenuhi kebutuhan industri kerja nasional. Selain itu juga kemampuan lulusan yang berwawasan kelas dunia,” kata tokoh public relations Indonesia itu.

“Dengan mendatangkan para World Class Professor, yaitu para ‘PR Guru’, dan ‘Leadership Guru’, maka kita akan mampu menghasilkan lulusan berwawasan global sehingga mampu berkompetisi dengan alangan profesional lainnya yang berasal dari luar negeri. Dengan demikian akan semakin mengukuhkan competitive advantage atau keunggulan daya saing yang kita miliki,” kata Presiden ASEAN Public Relations Network tersebut.

(Marieska Harya Virdhani)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya