ACEH - Mahasiswa ilmu kedokteran gigi memberikan edukasi agar masyarakat selalu rutin menggosok gigi serta memelihara kesehatan gusi dan mulut. Hal itu dilakukan mahasiswa fakultas kedokteran gigi ketika menggelar aksi kemanusian di kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Selain penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta sikat gigi massal, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, medical check-up serta berbagai lainnya juga diberikan. Mereka berasal dari Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh bersama mahasiswa klinik serta puluhan dokter gigi persatuan dokter gigi indonesia (PDGI) Pidie Jaya.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut. Aksi ini melibatkan ratusan mahasiswa kedokteran gigi USK kemudian mahasiswa klinik serta dokter gigi mulai dari dosen dan dokter gigi.
Laporan Kementerian Kesehatan, ada beberapa edukasi yang diberikan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Salah satunya adalah mencegah munculnya karies atau karang gigi. Berikut cara menjaga kebersihan gigi dan mulut.
BACA JUGA:
Tips menjaga kesehatan gigi dan mulut
1. Jangan sikat gigi terlalu keras
Salah satu tujuan sikat gigi adalah menghilangkan plak gigi. Namun, jika kita menyikat gigi terlalu keras, gesekannya dapat merobek gusi dan mengikis enamel gigi yang relatif tipis. Akibatnya, gigi kita jadi lebih sensitif. Selain itu, cara sikat gigi yang tidak benar dapat menyebabkan plak gigi malah menumpuk dan mengeras yang dapat berakibat pada gingivitis (peradangan gusi).
Menyikat gigi haruslah dilakukan secara lembut dengan gerakan memutar dan memijat gigi. Biasanya, lama durasi yang efektif untuk sikat gigi adalah sekitar dua menit.
2. Sikat gigi sebelum tidur
Kita pasti tahu jika kita dianjurkan untuk sikat gigi setidaknya dua kali sehari : bangun pagi dan sebelum beranjak tidur.
Sikat gigi sebelum tidur ternyata dapat menghilangkan kuman dan plak pada gigi kita yang menumpuk lama sepanjang hari. Selain menyikat gigi, kita juga dianjurkan untuk menyikat lidah demi menghilangkan kuman atau plak yang menempel pada lidah.
3. Gunakan pasta gigi berfluorida
Fluorida adalah unsur alami yang dapat ditemukan di banyak hal, seperti air minum dan makanan yang kita konsumsi. Fluorida diserap tubuh untuk digunakan oleh sel-sel yang membangun gigi kita untuk menguatkan enamel gigi. Fluorida juga merupakan pertahanan utama terhadap kerusakan gigi yang bekerja dengan memerangi kuman yang dapat menyebabkan kerusakan, serta menyediakan perlindungan alami untuk gigi kita. Oleh karena itu, gunakanlah pasta gigi yang mengandung fluorida.
4. Jangan merokok
Tembakau dapat menyebabkan gigi menguning dan bibir menghitam. Merokok juga melipatgandakan risiko kita terhadap penyakit gusi dan kanker mulut. Oleh karena itu, berhenti merokok sekarang juga.
5. Minum lebih banyak air
Air merupakan minuman terbaik untuk kesehatan kita secara keseluruhan, termasuk bagi kesehatan mulut kita karena aktivitas minum dapat membantu membersihkan beberapa efek negatif dari makanan dan minuman yang menempel pada gigi kita.
6. Batasi konsumsi makanan yang manis dan asam
Kita mungkin seringkali mendengar nasihat, “Jangan banyak makan makanan manis, nanti giginya bolong”. Ternyata, kita memang tidak boleh sembarangan membantah nasehat orang tua. Makanan manis dan asam akan diubah menjadi asam oleh bakteri di mulut yang kemudian dapat menggerogoti enamel gigi kita. Asam inilah yang menyebabkan gigi kita cepat berlubang.
Tidak perlu menghentikan konsumsi gula sama sekali untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, kita hanya perlu membatasi konsumsinya.
7. Makan makanan yang bergizi
Sama halnya dengan air, makan makanan yang bergizi juga baik untuk kesehatan gigi dan mulut kita. Makan makanan yang bergizi termasuk biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran, dan produk susu dapat memberikan semua nutrisi yang kita butuhkan. Bahkan, sebuah studi menemukan bahwa omega-3 lemak, jenis lemak sehat dalam makanan laut dapat dapat mengurangi risiko peradangan, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit gusi.
(Marieska Harya Virdhani)