Ini Perbedaan Jurusan Kedokteran dan Pendidikan Dokter, Cek Penjelasannya di Sini

Marieska Harya Virdhani, Jurnalis
Senin 04 September 2023 18:13 WIB
Perbedaan jurusan kedokteran dan pendidikan dokter (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Kamu bercita-cita menjadi dokter? Sebelum memilih Fakultas Kedokteran, kamu harus tahu dulu perbedaan antara jurusan kedokteran dan pendidikan dokter.

Dokter disebut sebagai salah satu pekerjaan yang paling mulia. Selain itu, banyak orang yang menggap profesi dokter merupakan profesi yang memiliki prospek masa depan yang cerah. Dokter spesialis merupakan profesi bergengsi dengan lama waktu belajar hingga bertahun-tahun.

Tentunya di balik prospek kerja yang bagus perjalanan menuju dokter spesialis hingga profesor memiliki waktu yang panjang. Prosesnya membutuhkan tenaga serta waktu yang tidak sedikit. Belum lagi, banyaknya orang yang menginginkan profesi ini membuat persaingan jurusan kedokteran semakin sengit.

 BACA JUGA:

Sebelum tahu perbedaan antara kedokteran dan pendidikan dokter, kamu harus tahu dulu nih langkah yang harus dijalani untuk bisa menjadi dokter, dokter spesialis, hingga profesor. Apa saja sih?

 BACA JUGA:

Langkah Menjadi Dokter

1. Sarjana Kedokteran (S1)

Di tahap ini, mahasiswa akan mempelajari segala ilmu yang berhubungan dengan dunia medis, baik itu teori dan praktik. Selain itu, mahasiswa juga akan mengikuti perkuliahan interaktif, seminar, praktikum hingga praktik lapangan.

Sistem perkuliahan sarjana kedokteran sedikit berbeda dengan jurusan lain. Pada jenjang pendidikan ini, jurusan pendidikan kedokteran menggunakan sistem blok. Sistem blok ini nantinya terbagi berdasarkan masing-masing materi yang akan dipelajari, misalnya Blok Ilmu Kedokteran Masyarakat atau Blok Biosains. Setelah masa pembelajaran tiap blok selesai, akan diadakan ujian atau evaluasi. Sarjana kedokteran ditempuh kurang lebih selama 3,5 hingga 4 tahun dengan gelar S.Ked.

2.Pendidikan Profesi

Hal selanjutnya yang harus ditempuh sarjana kedokteran adalah mengambil pendidikan profesi, biasa disebut dokter muda atau koas (co-ass atau co-assistent). Di tahap ini, dokter muda akan terjun langsung dan bertemu dengan pasien rumah sakit.

Tentunya, dokter muda akan belajar langsung bagaimana menangani pasien, mengambil darah, menyuntik, hingga menjadi asisten saat berjalannya operasi. Terdapat juga sistem rotasi di mana koas akan bergantian mempelajari sesuai dengan bagian yang harus dipelajari. Pendidikan profesi kurang lebih memakan waktu 1,5 - 2 tahun.

3.Ujian Sertifikasi

Selepas menyelesaikan pendidikan profesi, calon dokter wajib mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran (UKMPPD). Ujian tersebut diselenggarakan oleh Kemristekdikti dan beberapa instansi terkait lainnya (Kementerian Kesehatan, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia, dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia).

Terdapat dua jenis tes, yaitu tes tulis Computer Based Test (CBT) dan tes praktik Obejctive Structured Clinical Examination (OSCE).

4.Internship

Tahap internship merupakan tahap terakhir sebelum seseorang resmi menjadi dokter. Kurang lebih selama setahun, internship dilakukan dengan bimbingan dokter senior. Namun, di tahap ini calon dokter sudah punya jam kerja sendiri seperti dokter sungguhan. Setelah menyelesaikan tahap internship, gelar calon dokter akan berubah menjadi dokter umum.

5.Pendidikan Spesialis

Apabila dokter umum ingin mendalami ilmu kedokteran di bidang tertentu, maka tahap selanjutnya yang akan dijalani adalah mengambil pendidikan spesialis. Biasanya, pendidikan spesialis akan memakan waktu empat hingga enam tahun tergantung bidang ilmu yang diambil. Seorang dokter akan menyandang gelar tambahan di belakang nama, tergantung dari ilmu yang diambilnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya