MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
Orang-orang di Barcelona menampilkan kebanggaan mereka, tidak hanya pada warisan mereka tetapi juga dengan fakta bahwa mereka ramah dan terbuka kepada siapa pun. Namun kebanggaan ini juga menghambat beberapa proses dalam menangani imigran yang tidak fasih berbahasa Spanyol atau Katalan. Mereka menjelaskan bahwa karena kebanggaan mereka pada bahasanya, tidak semua dari mereka fasih atau mencoba belajar bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dan di beberapa titik, mereka mengalami kesulitan dalam mengurus urusan administrasi di Barcelona karena beberapa pejabat pemerintah Barcelona tidak berbicara bahasa Inggris. Meskipun tidak semua orang berbicara bahasa Inggris, mereka mengatakan bahwa persentase orang yang berbicara bahasa Inggris lebih tinggi di Barcelona daripada kota-kota lain di Spanyol, yang masuk akal bagi mereka karena Barcelona adalah kota yang sangat multikultural dan diperlukan di beberapa titik untuk penduduk lokal Barcelona.
BACA JUGA:
Hasil penelitian Ayuningtyas & Dalimunthe (2023) didapatkan bahwa pola komunikasi diaspora telah berubah dari budaya konteks tinggi yang biasa mereka terapkan di Indonesia menjadi budaya konteks rendah karena multikulturalisme dan adaptasi hariannya di Barcelona oleh warganya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat toleransi mereka karena terpapar dengan beragam kelompok di Barcelona yang dipelajari dan diadaptasi oleh diaspora sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan spasial yang dialami seseorang ketika hidup mempengaruhi pendekatan dan cara pandang individu dalam berkomunikasi dengan orang lain sesuai dengan fenomena sosiokultural yang dialaminya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok antara budaya di Barcelona dan Indonesia.
Fitria Ayuningtyas – Dosen Program Studi S2 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
fitria.irwanto@upnvj.ac.id
(Marieska Harya Virdhani)