UNS Gandeng BRIN dan BMKG Antisipasi Perubahan Iklim pada Produksi Cabai dan Bawang Merah

Marieska Harya Virdhani, Jurnalis
Kamis 17 Agustus 2023 06:59 WIB
UNS gandeng sejumlah pihak untuk antisipasi perubahan iklim pada komoditi hortikultura (Foto: UNS)
Share :

JAKARTA - Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggandeng Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, BRIN, BMKG, dan Badan Informasi Geospasial melakukan kolaborasi riset terapan untuk adaptasi dan antisipasi dampak perubahan iklim pada komoditas strategis hortikultura. Hilirisasi dan diseminasi kegiatan riset terapan tersebut dilaksanakan di Jakarta Selatan pada Selasa (15/8/2023).

Tim Riset Kolaborasi ini adalah Dosen D3 Teknik Informatika SV UNS Kampus Madiun, Darmawan Lahru Riatma, S.Kom., M.MT.; Dr. Ir. Aris Pramudia, M.Si (Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN); Adi Ripaldi, M.Si. (Pusat Iklim BMKG), Ferrari Pinem, S.Si., M.Sc. (Badan Informasi Geospasial) dan stakeholder Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian. Kegiatan hilirisasi dan deseminasi hasil riset tersebut adalah sosialisasi hasil riset dan pengembangan software ewssipantara.id. 

Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc. Dr Prihasto mengatakan bawang merah dan aneka cabai merupakan komoditas strategis yang memberikan sumbangsih signifikan terhadap inflasi-deflasi bahan pangan di Indonesia. Adanya penurunan produksi bawang merah dan aneka cabai pada saat off season akan sangat mempengaruhi inflasi.

 BACA JUGA:

"Mitigasi terhadap dampak perubahan iklim, antisipasi OPT, dan panduan jadwal tanam potensial untuk tanaman hortikultura strategis masih perlu diperkuat,” kata Dr. Prihasto dalam keterangan resmi kepada Okezone, Rabu (16/8/2023).

Pakar dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Dr. Ir. Aris Pramudia, M.Si mengatakan perubahan dan keragaman iklim adalah suatu keniscayaan akan berdampak pada produksi pertanian, termasuk hortikultura. Hal ini diperkuat dengan data prediksi yang disampaikan oleh Adi Ripaldi dari BMKG bahwa pada bulan Agustus sampai September adalah puncak dari el-nino di Indonesia, hal ini dapat berpengaruh pada produksi hortikultura strategis.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya