“Saya melihat setelah saya mendalami bidang geografi dan kebumian, saya sadar bahwa saya juga tertarik dengan pembangunan di Indonesia dan pembangunan secara sustainable kedepannya. Dimana nanti saya akan banyak belajar tentang pembangunan dan bagaimana bangunan tersebut bisa berdiri, sehingga bisa berkontribusi untuk Indonesia ke depannya,” ujarnya.
Maul mengatakan bahwa hingga sampai di titik yang dia capai saat ini bukan sebuah perkara mudah. Dia kerap menghadapi berbagai tantangan dan rintangan selama menjalani proses tersebut.
“Sangat diuji saat saya harus membagi waktu antara untuk belajar OSN dengan kegiatan di sekolah dan menjaga nilai sekolah saya tetap baik,” ujarnya.
Salah satu momen itu adalah saat Maulana mengikuti Pelatnas yang melewati tahap yang sangat panjang. Untuk sekali Pelatnas bisa memakan waktu dua hingga empat minggu sehingga Maulana harus meninggalkan kegiatan di sekolah.
“Aku banyak ketinggalan pelajaran, tugas-tugas hingga ulangan saat itu. Saya merasa kelelahan namun tetap saya jalani saja pelan-pelan, karena pasti bukan hanya saya saja yang capek disini, peserta yang lain juga,” sambungnya.
Saat mendaftarkan diri di universitas di luar negeri tentunya harus membuat essay, berlatih dan belajar untuk tes IELTS.