Kedatangan Guru Bantu, Siswa Australia Tertarik Bicara dengan Orang Indonesia

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Rabu 26 Juli 2023 20:34 WIB
Atdikbud KBRI Canberra Mukhammad Najib bersama kepala program Indonesia Scotch College, Melody-Fleur Watterson. (Dok Atdikbud KBRI Canberra)
Share :

JAKARTA - Kehadiran guru bantu bahasa Indonesia diterima baik oleh sekolah-sekolah di negara bagian Victoria, Australia. Pada 2023 ini, Victoria Indonesia Language Teacher Association (VILTA), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra bekerjasama mengirimkan guru bantu ke sekolah di Victoria secara luring.

Salah satu sekolah yang memperoleh kesempatan menerima guru bantu adalah Scotch College di kota Melbourne. Dalam kunjungannya ke Scotch College pada Selasa (25/7/2023), Atdikbud Mukhamad Najib diterima kepala program bahasa Indonesia, Melody-Fleur Watterson. Menurut Melody, saat ini siswa di Scotch College belajar bahasa Indonesia sejak kelas 7 sampai kelas 12. Jadi cukup lama mereka belajar bahasa Indonesia.

Melody mengaku sangat senang dengan adanya program pengiriman guru bantu. Hal tersebut, menurut Melody, dapat memberikan daya tarik bagi para siswa pemelajar bahasa Indonesia.

“Guru bantu yang dikirim memiliki usia yang dekat dengan para siswa, sehingga mereka bisa lebih leluasa belajar, bercakap-cakap tentang hal-hal yang memang sesuai dengan usianya. Para siswa juga tertarik untuk bisa berbicara langsung dengan orang Indonesia asli," kata Melody.

Dalam kesempatan tersebut, Atdikbud Najib menjelaskan, program pengiriman guru bantu bahasa Indonesia ke sekolah-sekolah di Australia merupakan bagian dari program mobilitas internasional mahasiswa yang sangat berguna. Mahasiswa akan mendapatkan banyak pengalaman baru yang tidak bisa diperoleh bila mereka melakukan praktek mengajar di dalam negeri.

Menurut Najib, pengiriman guru bantu secara luring ke Australia baru dilakukan saat ini sejak pandemi Covid-19. Sebenarnya sejak dua tahun lalu sudah dilakukan pengiriman guru bantu, hanya saja dilakukan secara daring mengingat situasi yang tidak memungkinkan. Saat ini Covid-19 sudah tidak lagi menjadi pandemi, dan Australia sudah terbuka bagi mahasiswa asing untuk datang. Sehingga pengiriman guru bantu secara luring menjadi opsi terbaik.

“Bagaimanapun, pengiriman guru bantu secara daring sangat berbeda dampaknya dengan pengiriman guru bantu secara luring. Dengan adanya guru bantu secara luring di sekolah di Australia, mereka bukan hanya membantu mengajar bahasa Indonesia, mereka juga dapat mengenalkan dan mengajarkan seni dan budaya Indonesia kepada siswa Australia. Hal ini tentu sangat positif, karena para siswa menjadi semakin tertarik belajar bahasa dan mereka juga tertarik untuk berkunjung ke Indonesia,” kata Najib dalam keterangan yang diterima, Rabu (26/7/2023).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya