Bahkan, kata Joanne Song McLaughlin, profesor ekonomi tenaga kerja di University of Buffalo, AS, sebagian besar pekerjaan, terlepas dari industrinya, punya aspek yang cenderung dapat diotomatisasi oleh teknologi.
"Dalam banyak kasus, tidak ada ancaman langsung terhadap pekerjaan," katanya, "tetapi tugas akan berubah."
Pekerjaan manusia akan menjadi lebih fokus pada keterampilan interpersonal, lanjut Song McLaughlin.
"Sangat mudah untuk membayangkan bahwa, misalnya, AI akan mendeteksi kanker jauh lebih baik daripada manusia. Di masa depan, saya berasumsi dokter akan menggunakan teknologi baru itu. Tapi saya tidak berpikir seluruh peran dokter akan digantikan AI."
Pekerjaan tukang yang membutuhkan banyak mobilitas kemungkinan besar akan aman dari otomatisasi.
Walaupun robot mungkin dapat mendeteksi kanker dengan lebih baik, misalnya, kebanyakan orang masih menginginkan dokter – manusia sungguhan – menjadi orang yang memberi tahu mereka tentang itu.
Ini berlaku untuk hampir semua pekerjaan, imbuh Ford, dan mengembangkan keterampilan manusia yang khas itu dapat membantu orang-orang untuk belajar bekerja bersama AI.
"Saya pikir cerdas bila kita benar-benar berpikir, 'tugas seperti apa dalam pekerjaan saya yang akan diganti, atau akan lebih baik dilakukan oleh komputer atau AI? Dan apa keahlian pelengkap saya?'" Ford memberi contoh teller bank, yang dahulu tugasnya menghitung uang dengan akurat. Sekarang, tugas itu telah diambil alih oleh mesin — tapi masih ada tempat untuk teller.
"Tugas menghitung uang menjadi usang karena mesin," katanya. "Tapi sekarang, teller lebih fokus untuk berinteraksi dengan pelanggan dan memperkenalkan produk baru. Keterampilan sosial menjadi lebih penting."
Penting untuk dicamkan, kata Ford, bahwa pendidikan tinggi atau jabatan dengan bayaran mahal tidak berarti aman dari AI.
“Kita mungkin berpikir orang dengan pekerjaan kerah putih posisinya lebih tinggi di rantai makanan dibandingkan orang yang bekerja sebagai sopir,” ujarnya.
“Tetapi masa depan pekerja kerah putih lebih terancam dari, misalnya, sopir Uber, karena kita belum punya mobil tanpa pengemudi, tapi AI sudah bisa menulis laporan dengan baik.”
“Dalam banyak kasus, pekerja yang lebih berpendidikan akan lebih terancam daripada yang kurang berpendidikan. Bayangkan orang yang kerjanya membersihkan kamar hotel — sulit sekali mengotomatisasi pekerjaan itu.”
Pendek kata, mencari pekerjaan di lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah, serta melibatkan tugas-tugas yang tidak dapat diprediksi, adalah cara yang bagus untuk mencegah pekerjaan Anda direbut oleh AI. Setidaknya untuk sementara.
(Widi Agustian)