Dosen Astronomi ITB Beberkan Proses Pencarian Hilal

Tim Okezone, Jurnalis
Rabu 22 Maret 2023 06:56 WIB
Illustrasi (foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar di 124 titik lokasi untuk memantau rukyatul hilal di seluruh Indonesia. Memantau rukyatul hilal dilakukan guna mengukur dan mengamati visibilitas hilal saat matahari terbenam.

Namun, dalam penentuan bulan baru dalam kalender Hijriah atau Kamariah ada beberapa patokan yang diperhatikan. Dosen Astronomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (ITB), Anton Timur Jaelani pun akan membeberkannya.

Menurut Anton, yang pertama harus diperhatikan dalam proses pencarian hilal adalah kapan terjadinya konjungsi atau ijtima.

"Ijtima terjadi pada tanggal 22 Maret 2023 sekitar pukul 00.30 malam, sehingga jika kita perhatikan dari 00.30 malam sampai magrib posisi bulan sudah relatif jauh dari posisi matahari," kata Anton, yang dilansir dari Instagram ITB, Rabu (22/3/2023).

Anton menambahkan, saat magrib tiba atau Matahari sudah tenggelam, bulan sudah agak jauh sehingga sabit termuda atau hilal sudah agak terang.

Menurut pria lulusan Tohoku University itu, berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) ada syarat 3 derajat dan juga elongasi, yaitu sudut pisah antara Matahari dan Bulan sekitar 6,4 derajat.

"Pada tanggal 22 Maret 2023 itu ketinggian bulan sudah sekitar 7 derajat lebih, sehingga sudah memasuki kriteria MABIMS juga kriteria Wujudul Hilal, sehingga potensi tanggal 1 Ramadan di tahun 2023 akan berbarengan pada tanggal 23 Maret 2023," pungkasnya.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya