YOGYAKARTA - Akhir-akhir ini pemberitaan tengah diramaikan dengan adanya kasus kebocoran data dan nama Bjorka sedang diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia.
Pakar Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Ir. Ridi Ferdiana S.T., M.T., IPM., menjelaskan bahwa aktivitas yang dilakukan Bjorka dikenal dengan haktivism.
Haktivism adalah aktivitas hack untuk motif sosial dan politik. Peristiwa kebocoran data karena peretasa ini akan terus terjadi atau berlanjut di masa mendatang.
Maka dari itu, pemerintah harus bersiap-siap menghadapi berbagai aktivitas serupa dengan membenahi keamanan siber negara secara bertahap.
“Terlepas benar atau tidaknya data bocor karena sistem siber Indonesia yang lemah atau social engineering. Kejadian Bjorka adalah sinyal nyata berupa kritik membangun kepada pemerintah untuk bebenah diri dan mengatur ulang prioritas keamanan dan perlindungan privasi,”paparnya dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (16/9/2022).
Ridi menyebutkan bahwa reskilling juga mutlak dilakukan agar secara berkala sistem keamanan Indonesia dikaji dan disempurnakan.