Alat Deteksi Dini Demam Berdarah Ini Hanya Butuh 15 Menit Deteksi DBD

Natalia Bulan, Jurnalis
Kamis 08 September 2022 17:20 WIB
Alat deteksi dini demam berdarah ini hanya butuh 15 menit untuk deteksi DBD/Istimewa
Share :

JAKARTA - Tim Peneliti dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan IMERI FKUI bekerja sama dengan PT. Konimex meluncurkan alat deteksi dini demam berdarah bernama KODC Dengue, Selasa (6/9/2022).

Kit dengan lisensi dari FKUI ini menggunakan prinsip Lateral Flow Immunochromatographic Assays (LFIAs) untuk mendeteksi antigen dengue, yaitu protein NS-1 yang ada di dalam darah pasien, baik dalam darah utuh, plasma, maupun serum.



“Saya mewakili seluruh jajaran Kementerian Kesehatan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim peneliti dan seluruh pihak yg terlibat. Launching kit deteksi dini ini menunjukkan beberapa hal, yang pertama kualitas riset kita tidak hanya berakhir pada publikasi jurnal, tetapi juga pada penciptaan suatu produk yang dapat dipakai langsung di fasilitas kesehatan," jelas Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD,Ph.D.,

"Kedua, produk tersebut bersifat praktis, murah, mudah digunakan dan punya sensitifitas yang tinggi. Ketiga, terjalin kolaborasi yang kuat antara peneliti di universitas, klinisi di rumah sakit dan pihak swasta, serta yang paling penting dapat di produksi di dalam negeri.” tambahnya.

Gejala klinis yang tidak spesifik pada pasien ketika terinfeksi dengue, menyulitkan klinisi untuk menegakkan diagnosis.

Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam penatalaksanaan pasien sehingga dapat menyebabkan kematian.

Sebelum masuk pada fase kritis, Penatalaksanaan infeksi dengue di awal dapat menurunkan angka kematian.

Oleh karena itu, diperlukan alat diagnostik yang dapat mendeteksi infeksi dengue di awal infeksi dengan waktu yang singkat, tanpa memerlukan fasilitas laboratorium berteknologi canggih dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.

Ketua tim peneliti, Dra. Beti Ernawati Dewi, Ph.D., menyampaikan enam keunggulan KODC Dengue.

Pertama, alat deteksi ini bekerja dengan cepat. Dalam prosesnya memerlukan waktu 15 menit untuk menentukan ada tidaknya infeksi dengue.

Kedua, sensitif karena berbasis strain DENV (Virus Dengue) yang beredar di Indonesia. Ketiga, spesifik karena dikembangkan berdasarkan epitop DENV yang tidak cross reaksi dengan virus lain.

“Keempat, relatif murah karena produksi dalam negeri dan juga dapat mendeteksi infeksi DENV dengan berbagai macam tipe spesimen yaitu plasma, serum, dan whole blood. Kelima, dapat disimpan di suhu kamar sehingga tidak memerlukan cool chain dalam pengiriman dan penyimpanan. Keenam, dapat mendeteksi NS-1 dari sampel darah utuh,” ujar Dra. Beti.

Tim peneliti yang terlibat dalam pengembangan KODC Dengue adalah dr. Mirawati Sudiro, Ph.D; Fithriyah, M.Biomed, Ph.D.; Evy Suryani dan Hidayati Desti dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM/Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI, Andriansjah, S.Si, M.Biomed, Ph.D., dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, dan Dr. dr. Leonard Nainggolan, Sp.PDKPTI., dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM/ Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI.

"Saya ucapkan selamat kepada Dra. Beti Ernawati Dewi dan tim atas inovasinya yang luar biasa.Penemuan ini berhasil melengkapi rangkaian inovasi dan terobosan peneliti Indonesia, khususnya para peneliti FKUI, di bidang deteksi dini demam berdarah sebelumnya," ungkap Dekan FKUI Profesor Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB., dalam sambutannya.

"Indonesia sebagai negara endemis demam berdarah dengue (DBD) tentu saja sangat terbantu dengan adanya inovasi ini. Diagnosis DBD diharapkan berjalan lebih cepat dan akurat sehingga penanganan optimal dapat segera diberikan. Saya berharap, pencapaian ini mampu menarik antusiasme peneliti sekaligus industri dalam negeri untuk terus berkolaborasi dan berinovasi dalam mengembangkan kemandirian bangsa di bidang penyediaan alat kesehatan.” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Konimex, Rachmadi Joesoef mengatakan bahwa perjalanan produk KODC Dengue ini dimulai pada tahun 2016 dari keinginan untuk mengupayakan agar setiap masyarakat Indonesia dapat mendeteksi awal penyakit-penyakit secara umum dan dapat melakukan tindakan preventif yang tepat.

“Langkah awal yang dilakukan adalah berkerja sama dengan para peneliti yang ada di Fakultas Kedokteran UI sehingga pada tahun 2022 bisa meluncurkan produk ini ke masyarakat. Terima kasih kami ucapkan kepada Dekan FKUI dan kepada Dra. Beti Ernawati Dewi, Ph.D, Dr. dr. Leonard

Nainggolan, Sp.PD-KPTI serta seluruh peneliti yang terlibat dalam proses lahirnya produk ini,” ujar Rachmadi.

(Natalia Bulan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya