6 Pahlawan Nasional yang Mendirikan Sekolah, 3 di Antaranya Perempuan

Stefani Ira Pratiwi, Jurnalis
Sabtu 13 Agustus 2022 10:46 WIB
6 Pahlawan Nasional yang mendirikan sekolah/Wikipedia
Share :

JAKARTA - Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sebelum dan setelah merdeka sangatlah berbeda.

Ada tokoh-tokoh perjuangan yang membela persamaan hak dalam pendidikan. Dahulu, tidak semua kaum pribumi mampu menempuh pendidikan.

Mereka yang diizinkan hanyalah orang-orang dari golongan bangsawan. Kini, semua masyarakat Indonesia dijamin hak belajarnya.

Lalu, siapakah tokoh-tokoh tersebut yang memperjuangkan pendidikan di Indonesia dengan mendirikan sekolah?

Berikut merupakan pahlawan nasional yang mendirikan sekolah.

1. Ki Hajar Dewantara

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, merupakan salah satu pelopor pendiri sekolah di Indonesia.

Pada tahun 1922, ia mendirikan suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di Yogyakarta.

Lembaga tersebut bernama Taman Siswa. Taman Siswa didirikan Ki Hajar Dewantara dengan tujuan untuk memberikan pendidikan yang layak bagi kaum pribumi.

Oleh karena itu, ia mengusahakan cara agar seluruh kaum pribumi mampu belajar, bukan hanya golongan bangsawan saja.

Atas dasar pemikirannya yang maju dalam dunia pendidikan, ia sempat diangkat sebagai Menteri Pendidikan pertama di Indonesia.

Selain itu, setelah ia wafat, ia juga diberikan gelar sebagai pahlawan nasional.

2. KH Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan disebut-sebut sebagai pelopor kebangkitan umat Islam. Hal ini berkaitan dengan sekolah dan organisasi yang didirikannya.

Pada 1 Desember 1911, ia mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.

Sekolah ini menyebarkan pendidikan kepada umat Islam dan juga membangkitkan semangat perjuangan kemerdekaan.

Selain itu, sekolah ini dinilai menjadi asal muasal dari berdirinya Muhammadiyah, sebuah organisasi besar Islam di Indonesia.

Muhammadiyah saat ini dikenal sebagai perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Atas jasanya itu, KH Ahmad Dahlan juga diberi gelar sebagai pahlawan nasional pada 1961.

3. KH Hasyim Asy'ari

KH Hasyim Asy’ari memiliki kiprah yang besar untuk agama Islam dan bangsa Indonesia. Bukan hanya merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, ia juga adalah tokoh pendiri Pesantren Tebuireng.

Didirikan pada 1899, Pesantren Tebuireng berlokasi di Jombang, Jawa Timur.

Bermula dari hanya berupa bangunan kecil yang terbuat dari anyaman bambu, Pesantren Tebuireng berkembang pesat dan melahirkan unit-unit pendidikan lainnya, di antaranya Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Madrasah Mu'allimin, dan Ma'had aly.

Atas jasanya, KH Hasyim Asy'ari mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional pada 1964.

4. Dewi Sartika

Pahlawan nasional yang berjasa dalam mendirikan sekolah perempuan pertama di Indonesia adalah Raden Dewi Sartika.

Awalnya ia terdorong oleh situasi sosial budaya di sekitarnya.

Ia melihat bahwa ada penindasan terhadap kaum wanita di sekelilingnya.

Oleh karena itu, pada tahun 1902, ia kemudian secara mandiri menghadap dan meminta izin kepada Bupati Bandung Martanegara untuk mendirikan sekolah bagi remaja perempuan.

Gagasan tersebut secara mengejutkan diterima oleh Bupati. Bukan hanya itu, Bupati bahkan mempersilakan Dewi Sartika untuk menggunakan Pendopo Kabupaten Bandung.

Proses tersebut berjalan secara lancar hingga pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika mendirikan Sakola Kautamaan Istri.

Sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk menegakkan hak pendidikan yang seimbang antara laki-laki dan wanita.

Pada 1966, Dewi Sartika ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

5. Kartini

Raden Ajeng Kartini merupakan tokoh yang menyuarakan emansipasi perempuan pada masa pemerintahan Belanda.

Menurutnya, pengetahuan dan pengajaran adalah hal penting bagi kaum perempuan.

Terlebih lagi, perempuan menjadi pusat dalam rumah tangga yang akan mendidik anak-anaknya, sehingga perlu memiliki wawasan luas.

Kartini menginisiasi sebuah tempat belajar untuk mendidik remaja putri di rumahnya. Selain diajarkan baca-tulis-hitung, mereka juga diberi berbagai keterampilan, seperti memasak dan menjahit.

Setelah menikah pada 1903, Kartini mendirikan sekolah di sisi timur gerbang kompleks kantor Bupati Rembang.

Namun, Kartini tidak lama menggeluti impiannya ini karena ia wafat di tahun 1904, beberapa hari setelah melahirkan anak pertama.

Pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada RA Kartini pada 1964.

6. Rohana Kuddus

Ruhana Kuddus atau Rohana Kudus merupakan tokoh wartawan perempuan pertama Indonesia.

Melalui tulisan-tulisannya, ia menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak kaum perempuan.

Bukan hanya itu, ia juga merupakan sosok di balik terbitnya surat kabar khusus untuk perempuan, Soenting Melajoe.

Kontribusi Ruhana di dunia pers juga tercatat pada lahirnya surat kabar P Perempoean Bergerak di Medan dan surat kabar Radio di Padang.

Pada 1911, Ruhana mendirikan mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia di Koto Gadang, Sumatera Barat. Di sekolah yang dikhususkan bagi perempuan ini, para siswa diajarkan baca tulis, ilmu agama, budi pekerti, bahasa Belanda, serta mengelola keuangan.

Ruhana Kuddus ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 2019.

(Natalia Bulan)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya