Menurut Profesor Maman, e-KTM telah masuk ke tahap akhir menuju peluncuran. Satu langkah lagi menuju pintu gerbang.
“Dalam artian, tinggal menunggu persetujuan surat keputusan rektor. Sehingga 2-3 hari ke depan sudah bisa diakses,” ujarnya.
Direktorat Pendidikan (Dirpen) yang bekerja sama dengan Direktorat Sistem Informasi dan Digitalisasi (DSID) Unair telah merancang sistemnya dengan baik.
Yakni, dengan mengadaptasi e-KTP, e-KK, dan dokumen pribadi lainnya yang terdapat Qr-code. Sistem itu dapat menunjukkan bukti sah bahwa pengakses dokumen tersebut adalah pemilik resminya.
"Jadi, nanti pada aplikasi Kampus Kita Mahasiswa tinggal klik tombol view e-KTM, langsung muncul barcode-nya," ujar guru besar farmasi Unair tersebut.
Di samping itu, pemberlakuan e-KTM bukan hanya untuk mahasiswa baru, melainkan seluruh mahasiswa. Sebab, terdapat pembaruan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), mulanya 11-12 digit kini hanya 9 digit.
Dengan perincian, satu digit pertama menunjukan jenjang, dua digit kedua fakultas dan prodi, dua digit ketiga tahun masuk, satu digit keempat tingkat semester, dan tiga digit terakhir menunjukkan nomor urut.
Transformasi digital e-KTM itu sangat menguntungkan bagi civitas akademika, terutama mahasiswa. Selain memberikan kemudahan mahasiswa saat KTM hilang, pihak program studi (prodi) memudahkan jika sewaktu-waktu membutuhkan, tapi terhambat karena proses cetak KTM mahasiswa baru sangat lama.