“Hal ini bermuara pada sikap dan perilaku remaja yang labil, mudah terbawa pengaruh sekitar, mudah terstimulasi oleh hal-hal yang menarik baginya, dan banyak didorong oleh kebutuhan memperoleh pengakuan orang lain,” jelas Wiwin dikutip dari siaran resmi Unair.
Perang Orangtua dan Keluarga
Wiwin kembali menjelaskan hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi maraknya aksi adang truk demi konten adalah orangtua dan keluarga fokus pada pendampingan remaja.
Pendampingan oleh orangtua dan keluarga ini dapat diukur melalui dua pertanyaan.
- Sudah cukupkan memberikan stimulasi perkembangan yang mampu menguatkan kontrol diri anak selama ini?
- Sudah tepatkah langkah orangtua dan keluarga dalam membantu anak memahami dirinya dengan baik, mampu mengelola emosinya, dan memiliki wawasan serta keterampilan sosial yang memungkinkannya memilih perilaku yang tepat di tengah beragamnya pengaruh di sekitar?
“Pada banyak kasus dari anak dan remaja yang memunculkan problem perilaku, sering ditemukan data, (yang diakibatkan, Red) kurang baiknya relasi anak dengan orangtua,” jelas Wiwin.
Bahkan, lanjutnya, tidak jarang persoalan perilaku pada remaja timbul akibat adanya konflik atau ketidaknyamanan dalam keluarga.