"Bidang kesehatan masyarakat belum melihat secara kritis penelitian inim dengan fokus pada narasi bahwa berat badan dapat dikontrol dan tanggung jawab pribadi," katanya singkat.
"Jika tujuannya adalah untuk menemukan strategi yang paling etis dan efektif untuk mencapai kesehatan masyarakat yang optimal, perlu ada alternatif untuk 'obesitas' dan pendekatan yang berfokus pada berat badan dan pergeseran pemahaman tentang stigma berat badan sebagai masalah keadilan sosial," tambahnya.
Amerika adalah negara paling gemuk di dunia barat dengan perkiraan 40% orang atau 138 juta mengalami obesitas. Disusul Selandia Baru (30%), Kanada (29,4%), dan Australia (29%).
Montgomery menulis bahwa ilmuwan ras, termasuk Charles Darwin, menciptakan 'hierarki peradaban' yang menempatkan orang kulit berwarna, khususnya orang kulit hitam, di bawah, karena mereka dianggap 'kurang beradab yang dibenarkan oleh 'kegemukan' dan perbedaan lainnya.
"Kegemukan digunakan sebagai penanda 'perilaku tidak beradab, sementara ketipisan 'lebih berkembang'" tulisnya.
"Gagasan ini dipertahankan di seluruh Amerika Serikat pada abad ke-19 dan ke-20, sebagai cara untuk membenarkan perbudakan, rasisme dan klasisme, dan mengontrol perempuan melalui 'kesederhanaan'. Ideologi ini telah melanggengkan Desirability Politics- di mana yang kurus dan yang putih diberi akses lebih ke modal sosial, politik dan budaya.'"
Selain itu, laporan tersebut mengatakan bahwa meskipun nutrisi dan olahraga itu penting, rasisme dalam lingkungan makanan juga merupakan penyebab obesitas di kalangan minoritas.