Kisah Mahasiswa FSRD UNS Dinobatkan Kemenpora sebagai Pemuda Difabel Berprestasi

Tim Okezone, Jurnalis
Selasa 09 November 2021 15:34 WIB
Mahasiswa FSRD UNS dinobatkan Kemenpora sebagai mahasiswa difabel berprestasi. (Dok UNS)
Share :

Tak Hanya Asal Coret, Menggambar Butuh Riset

Menjuarai berbagai lomba menuntut Muhammad Fauzan untuk menciptakan bermacam-macam style menggambar. Sering kali, ia harus menyesuaikan gambarnya dengan tema yang diberikan oleh panitia lomba. Misalnya saja, pada lomba Fanart yang baru saja diikutinya. Fauzan menggambar suasana musim gugur sesuai dengan tema yang diberikan panitia.

Meskipun harus menggambar dengan berbagai macam style, Fauzan mengaku tak pernah kehabisan inspirasi. Sebab, ia selalu melakukan riset sebelum menggambar suatu objek. Melalui riset tersebut, Fauzan bisa memperdalam makna gambar yang ia ciptakan sehingga pesan di dalam karya tersebut dapat tersampaikan. Riset juga membantu Fauzan menemukan detail-detail kecil yang bisa membuat hasil karyanya terlihat lebih unik. Salah satunya gambar maskot acara pada salah satu karya yang dibuatnya.

Selain memperdalam makna gambar yang dibuatnya, riset juga membantu Fauzan untuk mengenali selera juri di dalam acara yang ia ikuti.

“Sebelum ikut lomba itu, aku cari tau acaranya itu lebih pengen seperti gimana gambarnya. Dan juga lihat-lihat karya juri biar nanti tahu jurinya lebih pengen kayak gimana gambarnya,” ujar Fauzan.

Riset membuat Fauzan lebih percaya diri saat hendak mengirimkan hasil karyanya. Begitupun dengan hasil karya bergaya realisme yang berhasil dinobatkan sebagai pemenang perak kategori mahasiswa pada lomba siapfest. Berjudul Pusaka Elok Tak Sirna, Fauzan mengatakan bahwa ia juga melakukan riset untuk menemukan perbedaan dari beberapa karya yang sebelumnya pernak dibuatnya.

“Beda banget dengan Fanart, lomba Siapfest itu lebih ke budaya Indonesia, temanya "identity" sih. Jadi lebih menunjukkan ciri khas daerah yang ditinggalinnya. Aku menggambar tari denok kenong Semarang, alat musik gamelan, sama tempat khas terus dicocokin satu sama lain,” jelas Fauzan saat membagikan proses riset yang dilaluinya ketika menciptakan karya Pusaka Elok Tak Sirna.

Tak hanya memikirkan soal objek apa saja yang akan digambar, Fauzan juga menentukan judul yang sesuai dengan karya yang dibuatnya. Pusaka Elok Tak Sirna memiliki pesan bahwa budaya Indonesia tidak akan hilang meskipun berada di peradaban yang semakin modern.

Riset membuat Fauzan lebih percaya diri saat hendak mengirimkan hasil karyanya. Begitupun dengan hasil karya bergaya realisme yang berhasil dinobatkan sebagai pemenang perak kategori mahasiswa pada lomba siapfest. Berjudul Pusaka Elok Tak Sirna, Fauzan mengatakan bahwa ia juga melakukan riset untuk menemukan perbedaan dari beberapa karya yang sebelumnya pernak dibuatnya.

“Beda banget dengan Fanart, lomba Siapfest itu lebih ke budaya Indonesia, temanya "identity" sih. Jadi lebih menunjukkan ciri khas daerah yang ditinggalinnya. Aku menggambar tari denok kenong Semarang, alat musik gamelan, sama tempat khas terus dicocokin satu sama lain,” jelas Fauzan saat membagikan proses riset yang dilaluinya ketika menciptakan karya Pusaka Elok Tak Sirna.

Tak hanya memikirkan soal objek apa saja yang akan digambar, Fauzan juga menentukan judul yang sesuai dengan karya yang dibuatnya. Pusaka Elok Tak Sirna memiliki pesan bahwa budaya Indonesia tidak akan hilang meskipun berada di peradaban yang semakin modern.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya