Nofrijon juga menjelaskan bahwa penelitian ini dirancang untuk menyelesaikan masalah terkait bobot baterai yang digunakan saat ini dianggap masih terlalu berat, sekitar 500 kilogram dan dengan penemuan ini, bobot baterai bisa dipangkas hingga 200 kilogram, sehingga bobot ringan ini dapat meningkatkan jarak tempuh yang bisa dicapai oleh kendaraan.
Selain itu terkait pengisian daya yang masih perlu dipersingkat, dari semula 1,5-2 jam, lalu ditargetkan melalui penelitian ini dapat dipersingkat menjadi 30 menit dan diharapkan mencapai 15 menit ke depannya.
Penelitian ini didukung penuh oleh Dekan FTUI, Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng. Dia mengatakan inovasi ini akan sangat bermanfaat untuk pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia dan dapat dilirik oleh industri listrik yang ada.
"Saya berharap pihak industri dapat menyerap inovasi yang dihasilkan oleh sivitas akademika FTUI untuk kemudian dikomersialisasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi penguasa pasar dalam hal baterai kendaraan listrik dengan begitu banyak material pembuatan baterai listrik ini tersedia di alam Indonesia,” katanya.