“Kami mengembangkan ejaan untuk mudah dideteksi dengan memodifikasi ejaan ini agar bisa mengeluarkan protein fluoresens yang dapat berpendar di bawah sinar UV,” paparnya.
Ia menjelaskan tidak memerlukan metode yang rumit untuk menguji ejaan, hanya memerlukan lampu UV. Ejaan yang telah dimodifikasi bisa berpendar saat disinari UV sehingga dapat diamati langsung pada feses.
Sovann Amadeus menambahkan karena insidensi dan mortalitas akibat kanker usus besar di Indonesia masih tergolong tinggi. Maka berharap metode skrining kanker kolestoral tersebut bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya untuk membantu deteksi dini kanker kolorektal.
“Kami kira ini masalah yang harus dihadapi bersama sebagai tenaga medis,” paparnya.
(Rahman Asmardika)