Mini Plant Factory Berbasis IoT, Seperti Apa?

Rizqa Leony Putri, Jurnalis
Selasa 26 November 2019 11:44 WIB
Mini Plant IoT IPB. (Foto: Okezone.com/IPB)
Share :

Rancang bangun mini plant factory ini diprakarsai oleh Dr Slamet Widodo dan tim yaitu Dr Moh. Solahudin, Dr Agus Ghautsun Niam dan Lilis Sucahyo, MSi dari berbagai divisi yang ada di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta, IPB University, dengan dana hibah penelitian desentralisasi pada skema Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) Ristekdikti.

Tema penelitian yang diusung adalah pengembangan sistem lingkungan terkendali untuk inisiasi pembungaan bawang merah dalam rangka mendorong produksi benih alternatif bawang merah nasional yang dikenal dengan True Shallot Seed (TSS).

Ketua tim mini plant factory, Dr Slamet Widodo menjelaskan, Plant factory yang diluncurkan ini juga mengadopsi teknologi internet of things (IoT) mampu menampilkan kondisi iklim mikro melalui smartphone. Sehingga kita dapat memastikan kondisi lingkungan yang optimal untuk tanaman. Selain itu, sistem monitoring ini mudah diakses melalui smartphone dan sangat user friendly. Bila terjadi gangguan eksternal selama budidaya dapat diketahui secara real time sehingga penanganannya juga cepat dan dapat dikendalikan dari jarak jauh.

Tujuan dari rancang bangun mini plant factory ini, ungkap Slamet, awalnya adalah untuk menciptakan sistem lingkungan budidaya secara terkendali dalam skala kecil namun dapat dikontrol secara penuh dan presisi.

Tidak hanya dikhususkan untuk produksi TSS namun juga untuk komoditas lain. Konsep teknologi yang dibangun berupa paket teknologi yang bersifat mobile, terkontrol dan mudah diterapkan di berbagai kondisi lingkungan.

Sederhananya, paket teknologi ini mudah untuk diperbanyak. Terutama untuk lingkungan yang minim area lahan pertanian dan semakin terdegradasi tiap tahunnya seperti kawasan perkotaan.

Slamet mengatakan, mini plant ini merupakan bagian penting dari konsep Agro-Maritim 4.0. Dengan integrated-participatory dari berbagai disiplin ilmu, mampu menciptakan nilai baru (creating value) yang menjadi ciri utama dari konsep teknologi Agro-Maritim 4.0, yaitu sistem pertanian yang modern, terpantau dan terkendali dengan mudah misalnya melalui perangkat smartphone yang telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

Terkait teknologi produksi TSS yang dikembangkan, dosen IPB University itu mengungkapkan, hal ini dilandasi pemikiran bahwa bawang merah merupakan salah satu komoditas strategis nasional.

Seringkali masalah pasokan dan fluktuasi harga bawang merah menjadi isu nasional. Untuk itu perlu suatu terobosan inovatif yang bisa menjadi solusi alternatif bagi permasalahan ini.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya