3. Guru Sering Kali Bekerja Administratif yang Tidak Jelas
Selain itu, mantan bos Gojek ini juga menyatakan kalau banyak guru yang ingin membantu muridnya. Sayangnya, sering kali guru terbentur oleh fungsi administratif yang tidak jelas fungsinya.
"Anda ingin membantu murid yang tertinggal di kelas, tapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas," sebutnya.
Baca juga: Hari Guru, Ini Sederet Tantangan di Dunia Pendidikan
4. Nadiem Paham Bahwa Guru Tahu yang Terbaik
Tidak hanya itu, Nadiem juga mengungkapkan kalau sebenarnya guru tahu apa-apa saja yang harus dilakukan dalam membentuk murid. Sayangnya, ide mereka selalu terbentur dengan aturan saat ini.
"Anda tahu betul potensi anak tidak bisa diukur dari hasil ujian, tapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia di sekitarnya, tapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan. Anda frustasi karena Anda tahu, di dunia yang nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi yang akan menentukan kesuksesan anak bukan kemampuan menghafal," jelas Nadiem.
Baca juga: Jokowi: PP No 49 Tahun 2018 Buka Peluang Pengangkatan Guru Honorer Jadi PNS
5. Guru Tidak Pernah Diberikan Kepercayaan
Nadiem mengungkapkan kalau guru tidak diberi kepercayaan untuk melakukan inovasi. Pasalnya, setiap murid pasti berbeda-beda sehingga dibutuhkan penanganan yang beragam pula.
"Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. Anda ingin setiap murid terinspirasi, tapi Anda tidak diberikan kepercayaan untuk berinovasi," tuturnya.
Baca juga: Kesejahteraan Minim, Guru Swasta Bakal Terima Tunjangan APBD
6. Nadiem Tidak Akan Memberi Janji Kosong
Pernyataan tersebut keluar dari mulut Nadiem dalam pidatonya. Nadiem bersikeras untuk berjuang demi kemerdekaan belajar di Indonesia dengan tidak akan memberi janji kosong.
"Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia," ujarnya.