JAKARTA - Kisruh yang terjadi antara yayasan dengan kampus Trisakti belum mencapai titik terang. Rektor pilihan yayasan, Edy Suandi Hamid mundur dari jabatannya. Sementara kekosongan jabatan rektor diisi oleh pelaksana tugas dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), yakni Ali Ghufron Mukti.
Edy mengungkapkan, mundur dari jabatan rektor merupakan bentuk rekonsiliasi dari konflik yang terjadi. Menurut dia, siapa pun yang menjadi Rektor Univeristas Trisakti tidak masalah asalkan mampu memajukan kampus, dan tidak terkotak-kotak pada faksi yang ada.
"Saya masuk untuk menyelesaikan masalah. Apalagi tidak mungkin ada dua orang rektor. Pak Thoby juga sudah mundur," ujar Edy dihubungi Okezone, Rabu (14/9/2016).
Selama dilantik oleh yayasan sebagai Rektor Universitas Trisakti, Edy mengaku terlibat beberapa kali pembicaraan untuk skenario solusi terbaik dengan yayasan maupun pemerintah. Pasalnya, Universitas Trisakti merupakan salah satu kampus besar sehingga sayang jika sampai terjadi stagnasi.
"Kemudian jalan tengahnya ya seperti sekarang ini, sementara ditangani Kemristekdikti sebagai regulator untuk menyelesaikan masalah-masalah jangka pendek dan pijakan jangka panjang. Saatnya harus kembali sesuai aturan," terangnya.
Mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut menambahkan, ke depan perlu mempertimbangkan suara-suara yang ada sehingga dapat terpilih pemimpin yang bisa diterima dan menjalankan amanahnya dengan baik.
"Itu kan sudah sempat ketemu forumnya. Sekang yang bekerja rektor dan wakil rektor yang seharusnya segera dibentuk," tandasnya. (ira)
(Susi Fatimah)