JAKARTA - Tidak semua kampus mewajibkan mahasiswanya untuk magang. Padahal, magang memberikan berbagai manfaat, terutama dalam mempersiapkan mahasiswa di kehidupan pascakuliah.
Rektor Swiss German University (SGU), Dr rer nat Filiana Santoso menilai, magang bukan sekedar mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja dan menambah pengalaman. Lebih dari itu, magang juga bermanfaat untuk membentuk karakter mahasiswa agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan industri.
"Magang itu seperti menceburkan orang yang tak bisa berenang ke kolam. Mau tidak mau mereka harus bertahan dan melihat di sekitarnya supaya tidak tenggelam. Jadi mahasiswa itu learning by doing dengan magang," ujarnya dalam talk show bertajuk Internationalization & Industry-Oriented Higher Education System di Hotel Pullman, Jakarta, baru-baru ini.
Oleh sebab itu, Filiana mewajibkan para mahasiswa SGU untuk magang setidaknya dua kali selama menempuh studi. Pertama, magang di Indonesia di semester ketiga, dan magang di luar negeri pada semester keenam. Menurut dia, fungsi magang di dalam negeri dan luar negeri berbeda.
"Magang di Indonesia supaya mereka tahu industri di sini bagaimana. Mereka harus tahu dan mengenal negara sendiri. Sedangkan magang di luar negeri selain untuk pengalaman kerja di industri global juga dilakukan untuk membentuk karakter dan menempa mereka," terangnya.