MALANG - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Jawa Timur, akan menyiapkan lulusan dokter yang menangani bidang yang lebih spesifik daripada fakultas kedokteran di universitas lain.
"Bidang penanganan spesifik yang menjadi keunggulan Fakultas Kedokteran (FK) UIN Maliki nantinya adalah menangani masalah kesehatan calon jemaah haji dan umrah. Jadi, berbeda dengan Fakultas Kedokteran yang ada di kampus lain," kata Wakil Rektor I UIN Maliki Malang Prof. Dr. Zainuddin di Malang, seperti dinukil dari Antara, Senin (29/2/2016).
Dia berharap, Fakultas Kedokteran tersebut dapat memulai kegiatan belajar mengajar pada tahun akademik 2016/2017. Bahkan penerimaan mahasiswa pada awalnya direncanakan lewat jalur seleksi nasional penerimaan mahasiswa perguruan tinggi negeri (SNPMPTN) atau jalur undangan. Namun, jika waktunya tidak memungkinkan, akan dilakukan melalui jalur mandiri.
Zainuddin mengatakan, pihaknya akan mengemas kurikulum dan pola perkuliahan di bidang spesifik ini sedemikian rupa agar bisa menjadi menarik bagi mahasiswa. Selain itu, penyelenggaraannya juga akan berbeda dengan fakultas kedokteran yang ada di kampus lain.
"Tidak cukup hanya belajar ilmu kedokteran, tetapi juga dikaitkan dengan 'soft skill'-nya, seperti etik dan humanik. Nantinya, para calon dokter lulusan UIN Maliki juga akan menjalani koasistensi dan fasilitasi belajar mengajar lainnya di Rumah Sakit Tentara (RST) Supraoen Malang yang telah menjalin kerjasama dengan UIN," ujarnya.
Sebelumnya, Rektor UIN Maliki Prof. Dr. Mudjia Raharjo mengakui seharusnya FK tersebut mulai dibuka pada tahun ini (2015/2016). Namun, karena ada aturan setiap kampus yang memiliki FK harus mempunyai rumah sakit, pembukaan FK tersebut diurungkan.
Namun, setelah ada kebijakan baru, tidak harus memiliki rumah sakit sendiri, tetapi menggandeng rumah sakit. Kerjasama dengan rumah sakit milik TNI itu, di antaranya di bidang penyediaan fasilitas bagi mahasiswa kedokteran, tempat praktik, dan dokter-dokter di RS Soepraoen bisa mengajar di FK UIN Maliki.
"Selama lima tahun ke depan, diharapkan FK UIN Maliki sudah memiliki peralatan sendiri, termasuk fasilitas laboratorium yang lengkap," kata Mudjia.
Jangka waktu kerjasama dengan RS Soepraoen, kata Mudjia, sekira lima tahun atau sampai dengan 2020 dan paling lambat pada 2021.
"Kami memilih RS Soepraoen karena rumah sakit itu bertipe B dan belum bekerja sama dengan perguruan tinggi lain. Maksimal satu rumah sakit ada dua kerjasama dengan kampus, jadi kami pilih Soepraoen karena faktor itu," ucap Mudjia.
Saat ini, UIN Maliki juga sudah menyiapkan gedung untuk perkuliahan FK yakni di Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Untuk tahun pertama, UIN Maliki hanya akan menerima 40 mahasiswa yang benar-benar cerdas, pintar, dan berkualitas.
"Profesi dokter ini berhubungan dengan nyawa manusia sehingga harus benar-benar terseleksi secara ketat," katanya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)